Kompas TV nasional peristiwa

5 Wilayah di Jateng Diminta Waspada Curah Hujan Tinggi akibat La Nina, Potensi Banjir hingga Longsor

Kompas.tv - 30 Oktober 2021, 15:10 WIB
5-wilayah-di-jateng-diminta-waspada-curah-hujan-tinggi-akibat-la-nina-potensi-banjir-hingga-longsor
Ilustrasi penanganan bencana alam. (Sumber: Kompastv/Ant)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Edy A. Putra

Kata dia, kewaspadaan musim hujan tahun 2021 memang harus dimaksimalkan, sebab dibarengi dengan berlangsungnya La Nina yang diprediksikan bisa meningkatkan atau menambah jumlah curah hujan berkisar 40 persen hingga 70 persen.

Baca Juga: Kepala BNPB Minta 4 Provinsi Ini Waspada Dampak La Nina

"Wilayah Jawa secara umum dan khususnya Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen) tak luput dari pengaruh La Nina tersebut," katanya.

Salah Paham Fenomena La Nina

Selain mengibau masyarakat untuk tetap waspada akibat peningkatan curah hujan, Teguh juga meluruskan tentang salah kaprah tentang fenomena La Nina di masyarakat.

Ia mengatakan pemahaman yang salah sering muncul di masyarakat mengenai La Nina. Katanya, di beberapa media baik cetak maupun elektronik sering menggunakan istilah "Badai La Nina" untuk pemberitaan, sehingga masyarakat pun mengikuti dan menggunakan istilah yang salah tersebut.

"Bayangan yang muncul pada masyarakat saat kita menyebut 'Badai La Nina' adalah seolah-olah La Nina bergerak, dapat menerjang, dapat menghantam wilayah, seperti badai tropis yang terjadi di Amerika misalnya," terangnya. 

Padahal, timpalnya, tidak demikian. La Nina itu adalah bukan badai, La Nina merupakan peristiwa menyimpangnya perilaku Samudera Pasifik.

Teguh menjelaskan, La Nina ditandai dengan suhu permukaan laut yang mendingin jauh dari normalnya pada area yang luas, meliputi Samudera Pasifik bagian timur dekat benua Amerika hingga Samudera Pasifik bagian tengah dekat French Polynesia.

Manakala terjadi penyimpang di lautan, kata dia, di atmosfer juga mengalami penyimpangan sehingga iklim pun akan mengalami penyimpangan.

Pada akhirnya, simpul Teguh, pihaknya akan selalu mengingatkan kepada pemerintah daerah, masyarakat, dan semua pihak terkait dengan pengelolaan sumber daya air agar bersiap segera untuk melakukan langkah pencegahan dan mitigasi terhadap peningkatan potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang atau puting beliung.

Teguh menyebut mitigasi paling sederhana dalam hal ini adalah memangkas pohon yang sudah rapuh, bergotong royong membersihkan selokan dari sampah, dan menempatkan barang-barang ke tempat yang aman atau lebih tinggi untuk antisipasi banjir.

Baca Juga: Ancaman Banjir akibat La Nina, Kementan Siapkan Strategi Selamatkan Petani




Sumber : Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x