Rahmad menuturkan Partai Demokrat harus menerima dengan lapang dada, termasuk kubu AHY. Tak perlu pula menutup nutupi atau kebakaran jenggot.
“Namun perlu kita ingat bahwa setiap Presiden adalah terbaik dimasanya. Pak SBY adalah terbaik dimasanya. Pak Jokowi adalah terbaik pula dimasanya. Masing masing punya kelebihan yang akan dicatat dalam sejarah bangsa,” ujarnya.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai kepemimpinan era SBY setiap keputusan dan kebijakan diputuskan dengan lamban.
Tak hanya itu, Hasto juga kecewa karena SBY melepas Blok Cepu ke tangan asing.
Dalam pernyataannya, Hasto juga menilai SBY dan Jokowi adalah pemimpin yang berbeda. SBY menurut Hasto meraih kekuasaan dengan drama terzolimi.
Sedangkan Jokowi, menjadi pemimpin negeri karena lahir dari kaderisasi.
Pernyataan Hasto kemudian direspons Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Menurutnya, kepemimpinan SBY selama dua periode punya prestasi. Namun baginya, prestasi SBY tidak perlu dinyatakan dengan suara yang keras.
“Memang pemerintahan SBY dulu, tidak merasa perlu koar-koar punya prestasi ini itu,” ujar Herzaky.
“Karena masyarakat sendiri yang merasakan langsung.”
Herzaky mencontohkan, satu di antara prestasi yang ditorehkan oleh SBY dalam kepemimpinannya adalah soal penanganan tsunami Aceh.
Baca Juga: Hasto Siapkan Beasiswa Bagi Pembuat Kajian Akademis yang Bandingkan Jokowi dan SBY
Menurutnya, cara SBY menangani tsunami Aceh bukan hanya diapresiasi oleh masyarakat Indonesia, melainkan juga dunia internasional.
“Dianggap sebagai penanganan terbaik untuk bencana, dan dijadikan kajian di berbagai negara sebagai best practices,” kata Herzaky.
Prestasi lainnya, sambung Herzaky, adalah tentang pengangkatan 1,1 juta guru honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Rakyat yang merasakan langsung manfaatnya,” ucapnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.