Akan tetapi, pada akhirnya, upaya menghadirkan suasana kota mancanegara lewat nama klaster perumahan itu juga bertujuan untuk membentuk citra di kalangan masyarakat umum, bukan hanya konsumen.
"Hal ini tentu menjadi dilematis untuk kami sebagai developer properti, kadang banyak orang bertanya, apakah ini di Indonesia. Tetapi dari nama-nama perumahannya seperti sedang berada di Amerika Serikat atau Eropa," tutur Bambang.
Lepas dari itu, Bambang mengaku, penamaan klaster perumahan merupakan salah satu elemen penting dan telah dipikirkan secara matang sejak awal.
Tujuan utamanya tentu agar hunian tersebut dapat menarik minat konsumen dan tetap berada pada jalur searah dengan tren yang sedang berkembang.
Baca Juga: Langgam Arsitektur Indis Jadi Kunci Kenyamanan Rumah Lawas, Ada 8 Cirinya
Misalnya, tren budaya Jepang dan Korea yang belakangan ini berkembang pesat hingga membuat permintaan pasar terhadap produk properti dengan desain dari dua negara itu meningkat jumlahnya.
"Jadi penamaan klaster perumahan ini juga mencerminkan model dan desain rumahnya," jelas Bambang.
"Tentu model rumah modern akan mengacu ke Amerika dan Eropa. Tapi ada juga penamaannya seperti rumah di timur tengah karena memang itu perumahan syariah," imbuhnya.
Kendati demikian, Bambang menuturkan, masih ada klaster perumahan di Indonesia dengan nama yang lebih membumi, seperti Bougenville, Villa Mawar, Puri Chrisant dan masih banyak lagi.
"Makanya setiap kali kami akan menngembangkan satu kawasan pasti melakukan riset pasar, lalu properti model apa yang cocok dan diminati di area tersebut, termasuk desain, harga, dan juga namanya," tutup Bambang.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.