JAKARTA, KOMPAS.TV - Lembaga Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) merilis hasil survei soal bursa ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Hasil survei menemukan bahwa setidaknya ada delapan nama yang meNdapat dukungan tertinggi, salah satunya Bahaudin Nursalim atau yang karib disapa Gus Baha.
Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam mengatakan Gus Baha sendiri berada di urutan keempat dan disebut bersaing ketat dengan Said Aqil Siradj, yang kini menjabat posisi Ketua Umum tersebut.
Berikut urutan lengkap delapan tokoh tersebut dari perolehan dukungan, dikutip dari Kompas.com:
1. Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Marzuki Mustamar dengan 24,7 persen.
2. Ketua PWNU Jatim, Hasan Mutawakkil Alallah dengan 22,2 persen.
3. Ketua Umum PBNU yang kini menjabat, Said Aqil Siradj dengan 14,8 persen.
4. KH Bahaudin Nursalim atau Gus Baha dengan 12,4 persen.
Baca juga: Ponpes Gus Baha Dapat Alat GeNose dari UGM
5. Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf dengan perolehan suara 3,7 persen.
6. Ketua PBNU Marsudi Syuhud dengan perolehan dukungan 1,2 persen.
7. Ahmad Fahrur Rozi Burhan dan Ali Maschan Moesa, masing-masing memperoleh suara yang sama yakni 1,2 persen.
Sisanya, sebanyak 18,15 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.
"Perolehan suara nama-nama tokoh dalam survei dipengaruhi oleh lebih terbukanya dukungan warga Nahdliyyin dari basis wilayah Jawa Timur, sehingga menempatkan dua nama kiai senior asal Jawa Timur, Marzuki Mustamar dan Hasan Mutawakkil Alallah, di posisi puncak," kata Khirul Umam, Jumat (8/10/2021).
Adapun munculnya nama Gus Baha disebut mengindikasikan menguatnya ekspektasi warga Nahdliyyin terhadap kiai muda yang berkomitmen serius terhadap penguatan tradisi intelektual pesantren.
Selain itu, sorotan media dan media sosial juga dinilai meningkatkan popularitas Gus Baha di kalangan warga Nahdliyyin, khususnya Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Baca juga: Menag Yaqut Cholil Qoumas Sowan ke Gus Mus dan Gus Baha
Untuk diketahui, survei digelar pada 23 Maret-5 April 2021, dengan melibatkan 1.200 responden, dengan margin of error 3 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Indostrategic sendiri tengah dalam proses pengajuan berkas sebagai anggota dari Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi).
Lembaga survei tersebut baru saja mendapat SK dan akta dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Khoirul mengatakan, pendanaan survei calon ketua umum PBNU ini berasal dari berbagai klien.
"Indostrategic melakukan survei nasional untuk keperluan update diagnosa peta kekuatan politik Pilpres dan Pileg 2024 mendatang," kata Khoirul, Jumat (8/10/2021).
Adapun pemilihan ketua umum PBNU yang baru akan dilakukan dalam muktamar yang rencananya digelar pada 23-25 Desember mendatang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.