Gunung menyampaikan, alasan batalnya ajang Formula E di Monas berkaitan dengan perizinan yang cukup sulit.
"Karena Monas kayaknya agak berat dari sisi perizinan, jadi kita cari lokasi ikon Jakarta yang memang menunjukkan Jakarta," ujar Gunung.
Ia menyebut Jakpro sudah menyiapkan lima alternatif titik penyelenggaraan Formula E. Meski begitu, ia enggan menyebutkan.
Ia hanya mengatakan, pihak Formula E Operations (FEO) akan melakukan survei mapping lokasi yang akan jadi titik penyelenggaraan Formula E pada Oktober ini.
"Mapping semua, kemudian dibikin, baru nanti akan ditentukan yang bagus alternatif satu atau dua," jelasnya.
Saat berlangsungnya Formula E, jalan yang akan digunakan sebagai lintasan akan ditutup maksimal selama tiga hari.
"Jadi maksimal kita akan usahakan, kalau menggunakan jalan, maksimal 3 hari," katanya.
Sementara, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Widi Amanasto menyatakan, biaya penyelenggaraan Formula E 2022 tidak lagi menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.
"Pasti enggak pakai APBD, yang sudah dibayarkan kemarin kami pakai untuk modal kami. Nanti akan kami gulirkan terus untuk menjadi suatu bisnis baru," kata Widi, Rabu.
Baca Juga: Formula E Disebut Pemborosan, Pemprov DKI Sindir Asian Games 2018 hingga MotoGP Mandalika
Widi menjelaskan, APBD DKI yang digunakan sebelumnya hanya untuk biaya commitment fee Rp560 miliar di tahun 2019-2020.
Pembiayaan penyelenggaraan Formula E selanjutnya akan menggunakan dana dari sponsor.
"Sponsor gini ya, antrean panjang. Tapi sponsor pasti lihat proposalnya, dong. Porposalnya nunggu lokasi dulu, kemudian jalurnya nanti seperti apa kan sponsor (memilih) mau di titik mana," ujarnya.
Sumber : Kompas TV/Kompascom
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.