Pada kesempatan sama, Prof. I Gusti Ngurah Kade Mahardika mengatakan, varian virus Covid-19 MU masih belum menjadi ancaman di Indonesia. Masih jauh berbahaya varian Delta dibanding varian yang dikenal dengan sebagai B.1.621 itu.
Kata Mahardika, dari berbagai varian Covid-19 Delta diketahui masih mendominasi di dunia. Persentasenya hingga sembilan persen.
"Sementara MU hanya di bawah 1 persen," jelas Mahardika.
"Indikasi-indikasinya adalah virus Delta mempunyai daya penularan yang lebih tinggi dibandingkan MU," tambahnya.
Mahardika memisalkan, varian lain bisa menularkan virus pada 2 sampai 3 orang, sedangkan Delta bisa menular pada 8 sampai 10 orang. "Jadi sekali lagi, untuk virus MU barangkali tidak perlu menjadi ancaman, " katanya.
Kendati begitu, Mahardika mengatakan itu bukan berarti kita manganggap remah. Perlu pengetatan protokol kesehatan dan target vaksinasi harus ditingkatkan.
Bagi Mahardika, semua varian virus covid-19 relevan dengan vaksin yang telah tersedia. Tapi ketersediaan vaksin harus ditambah.
"Tidak boleh lagi 70 persen, karena 30 persen mereka yang tidak divaksin akan beresiko terkena penyakit berat," jelasnya.
"Sebaiknya vaksinasi dipercepat, jika sekarang ini satu setengah juta per orang setiap hari, mungkin kalau bisa dua juta sampai empat juta perhari," tutur Mahardika.
Saat ini, kata Mahardika, masyarakat tidak perlu parno tapi juga jangan lalai, "yang utama adalah menghindari kerumunan dan mengetatkan 3M," pungkasnya.
Baca Juga: Antisipasi Varian Mu, Indonesia Waspada Gelombang Tiga Covid-19!
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.