Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,0 Guncang Keerom di Papua
Selain itu, terdapat 295 sesar aktif yang tersebar di Indonesia menjadi daerah-daerah sumber gempa.
“Kalau yang 295 sesar aktif tadi banyak yang di daratan, jadi dekat dengan rumah-rumah kita, perkantoran maupun sekolahan,” jelasnya.
Daryono juga mengatakan bahwa banyak masyarakat yang beranggapan bahwa banyak bencana yang terjadi di bulan Desember.
Menurutnya, anggapan seperti ini cukup berbahaya karena membuat orang lain tidak selalu waspada.
“Jawabannya ya cuma kebetulan saja. Tidak bisa di-othak-athik gathuk (dihubung-hubungkan), lalu pada malam hari saja yang waspada. Waspada itu ya harusnya sepanjang hari," papar Daryono.
Ia lantas menjelaskan bahwa gempa terjadi karena proses fisi berupa patahan batuan kulit bumi yang tidak terpengaruh oleh waktu, baik pagi, siang, sore, maupun malam.
Baca Juga: Potensi Terjadi Gempa Dan Tsunami, Kabupaten Pacitan Siapkan Langkah Kewaspadaan
Saat batuan atau kulit bumi tidak lagi mampu menahan dorongan, bebatuan tidak bisa lentur lagi dan mengalami dislokasi secara tiba-tiba.
“Sehingga terjadi patahan yang kemudian memancarkan gelombang seismik atau gelombang gempa,” terangnya.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.