Dia kemudian bercerita bahwa Sarwo Edhie Wibowo merupakan sosok pejuang, prajurit, yang memiliki darah juang tinggi.
Sebagai seorang istri prajurit, Sunarti Sri Hardiyah juga memiliki andil besar dalam mendukung suaminya memperjuangkan kedaulatan Republik Indonesia (RI).
“Sebagai istri baru, baru menikah, Ibu Ageng waktu itu mendampingi sang suami dalam perang gerilya, perang kemerdekaan, melakukan sesuatu untuk melindungi sang suami dari pengejaran dan pencarian tentara kolonial,” cerita SBY.
“Artinya, Ibu Sarwo Edhie juga terlibat aktif dalam perjuangan mempertahan kedaulatan di negeri ini di usianya yang masih sangat muda,” ucapnya.
Panutan Istri Prajurit
Dia juga menceritakan kesulitan yang dialami keluarga Sunarti Sri Hardiyah dalam mengemban keluarganya.
Ibu Ageng harus mendukung suaminya dan membesarkan ketujuh anaknya dalam kondisi ekonomi yang belum mapan.
“Almarhumah pada saat itu telah rela mengorbankan segalanya demi Tanah Air yang dicintainya. Almarhumah menjadi istri prajurit, istri pendamping suami yang juga prajurit, banyak tantangan yang dihadapi, jauh dari perubahan, ekonomi keluarga sering pas-pasan, seraya mengasuh, mendidik, membesarkan tujuh putra-putrinya.”
Susilo Bambang Yudhoyono menilai Sunarti Sri Hardiyah merupakan contoh dan panutan bagi istri seorang prajurit.
“Ibu Ageng telah menjadi contoh menjadi role mode bagaimana seorang istri prajurit memiliki ketangguhan ketegaran dan semua sifat-sifat yang mulia. Nilai kehidupan yang diwariskan oleh Ibu Ageng ternyata bagi keluarga besar memberikan manfaat yang sangat,” katanya.
Adapun diketahui, Sunarti Sri Hardiyah meninggal pukul 17.45 WIB di Jakarta, Senin (20/9/2021). Jenazah almarhumah kemudian dibawa ke Purworejo untuk dimakamkan di samping pusara sang suami.
Baca Juga: Beri Sambutan Pemakaman Ibu Mertua, SBY Kenang Peran Sunarti Sri Hadiyah sebagai Istri Prajurit
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.