JAKARTA, KOMPAS.TV - Mabes Polri mengungkap keterlibatan pihak lain dalam penganiayaan yang diterima Muhammad Kece oleh Irjen Pol Napoleon Bonaparte di Rutan Bareskrim.
Diungkap Dirtipidum Bareskrim Mabes Polri Brigjen Andi Rian Djajadi, pihak lain yang dimaksud adalah sesama tahanan yang berinisial H alias C.
Tahanan yang disebut Ketua RT Rutan Bareskrim ini mengganti gembok tahanan Muhammad Kece atas perintah Irjen Napoleon.
Penggantian gembok ini bertujuan agar Irjen Napoleon mudah untuk mengakses kamar tahanan Muhammad Kece.
Baca Juga: Penjaga Rutan Takut pada Irjen Napoleon, Polri: Masih Seperti Atasan
"Gembok standar untuk kamar sel korban diganti dengan gembok milik Ketua RT atas permintaan NB (Irjen Napoleon Bonaparte), makanya mereka bisa mengakses," kata Andi Rian, Senin (20/9/2021), dikutip dari Tribunnews.
Andi Rian sendiri tidak memerinci tahanan H alias C yang disebut Ketua RT ini.
Saat ini Bareskrim sedang menindaklanjuti perkara penganiayaan ini berdasarkan laporan yang dibuat Muhammad Kece pada 26 Agustus 2021 lalu dengan nomor Laporan Polisi LP 0510/VIII/2021/Bareskrim Polri.
Sejauh ini, total sudah ada tiga saksi yang diperiksa pada awal kejadian.
Dalam keterangan sebelumnya, Andi Rian sudah mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap tiga saksi yang juga berstatus tahanan Bareskrim Mabes Polri.
"Tiga saksi (sudah diperiksa). Semuanya napi," tukasnya.
Irjen Napoleon Bonaparte sendiri mengakui melakukan penganiayaan terhadap Muhammad Kece. Pengakuan itu dikatakannya dalam surat terbuka.
Mengawali suratnya, Napoleon mengatakan dirinya dilahirkan sebagai seorang Muslim dan dibesarkan dalam ketaatan agama Islam yang rahmatan lil alamin.
"Siapapun bisa menghina saya, tapi tidak terhadap Allahku, Al-Qur'an, Rasulullah SAW, dan akidah Islamku," tulis Napoleon dalam surat terbukanya, Minggu (19/9/2021).
"Karenanya, saya bersumpah akan melakukan tindakan terukur apa pun kepada siapa saja yang berani melakukannya."
Baca Juga: Irjen Napoleon Tulis Surat Terbuka Soal Penganiayaan Muhammad Kece, Siap Tanggung Jawab
Tak hanya itu, Napoleon juga menilai perbuatan Kace (Muhammad Kece) dan beberapa orang tertentu telah sangat membahayakan persatuan, kesatuan, dan kerukunan umat beragama di Indonesia.
Dia pun sangat menyayangkan sampai saat ini pemerintah belum juga menghapus semua konten yang telah dibuat dan dipublikasikan oleh pihak-pihak tersebut di media.
Pada poin terakhir di surat terbuka yang ditulisnya itu, Irjen Napoleon menegaskan, dirinya siap mempertanggungjawabkan semua tindakannya.
"Akhirnya, saya akan mempertanggungjawabkan semua tindakan saya terhadap Kace (Muhammad Kece) apa pun risikonya," ujar Napoleon.
Sumber : Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.