Ia memaparkan, bila ada sektor pengamanan yang membutuhkan bantuan, KRI di sektor lain akan ikut membantu.
Pada kesempatan yang sama, pengamat militer Connie Bakrie memperingatkan bahwa banyak negara memiliki kepentingan di sekitar kawasan Laut Natuna Utara dan Laut China Selatan.
Baca Juga: Pengakuan Nelayan Natuna Yang Sebut Kondisi Laut Natuna Tidak Aman
“Kawasan (Laut China Selatan) itu bukan cuma China yang hadir. Tapi, tiba-tiba ada negara-negara NATO,” ujar Connie.
Ia mengatakan, Amerika Serikat telah membangun kerja sama dengan Australia, Inggris, Jepang, dan India untuk menandingi China di kawasan perairan sekitar ASEAN.
“Aliansi Amerika, Australia, dan Inggris ini tidak main-main karena akan mendorong semua langkah-langkah agresif. Dan bekerjasamanya ini dari teknologi, militer, segala hal karena mereka akan menekankan ke arah regional,” papar Connie.
Sebab itu, ia meminta negara bersiap untuk memperkuat TNI Angkatan Laut sebagai penjaga kedaulatan Indonesia.
“Mau tidak mau revolusi anggaran pertahanan, utamanya Angkatan Laut. Kemudian, kemampuan alutsistanya, pelatihan personelnya, infrastrukturnya, doktrinnya harus berubah cepat,” kata Connie.
Ia mengakui, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto baru mendapatkan lisensi atas dua unit Kapal Frigate Arrowhead 140 dari Inggris untuk memperkuat TNI AL.
Akan tetapi, ia menganggap hal itu tak cukup di tengah kecepatan negara-negara lain memperkuat kekuatan sekitar kawasan perairan ASEAN.
“Kita hargai apa yang dilakukan Menhan Prabowo dengan menandatangani kesepakatan pembelian frigate dengan Inggris. Saya harap akan ada kecepatan untuk memperkuat kekuatan laut,” ujar Connie.
Baca Juga: Kapal Perang China Masuk ke Perairan Natuna Utara, Nelayan Takut Untuk Melaut
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.