“Kalau ada duit, nanti Aa pindah blok dan dapat loker. Harus ada duit dulu. Pengin tidur yang agak enakan dikit, agak lega,” ujar Rosada.
Baca Juga: Cegah Lapas Kebakaran Lagi, Menkumham Yasonna Minta Pengguna Narkotika Direhabilitasi saja
Korban juga mengeluhkan makanan penjara yang tak layak kepada keluarga. Sebab itu, ia kerap meminta kiriman uang dari keluarga.
“Masalah makanan kurang gimana ya. Makanya dia selalu minta beli lauk, kiriman duit, dan pulsa,” ucap Rosada.
Rosada mengatakan, pihak keluarga mesti mengeluarkan Rp600 ribu per bulan untuk membayar sewa kamar dan membeli makanan layak bagi abangnya.
“Harapannya, pemantauannya lebih baik lagi. Fasilitasnya ditingkatkan dari segi makanan dan lain-lain. Jangan mentang-mentang ada di dalam dicuekin saja,” tambah Rosada.
Sebelumnya, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly mengakui, Lapas Tangerang mengalami kelebihan kapasitas atau overcapacity sebesar 400 persen.
Yasonna menyebut lapas yang dibangun pada 1972 ini diisi oleh sebanyak 2.072 orang napi.
"Lapas Tangerang ini overcapacity 400 persen, penghuni ada 2.072 orang, yang terbakar ini adalah Blok C 2 itu model paviliun-paviliun," ungkap Yasonna Laoly dalam konferensi pers di Lapas kelas I Tangerang, Rabu (8/9/2021).
Baca Juga: Lapas Bagansiapiapi Jadi Penjara Terpadat di Indonesia, Kapasitas 100 Diisi 900 Orang
Selain menyatakan soal kapasitas yang berlebih, Yasonna juga menjelaskan pada saat kebakaran terjadi pada pukul 01.45 WIB dini hari, kondisi beberapa ruangan napi masih terkunci.
Saat ini, Mabes Polri dan Polda Metro Jaya sedang menyelidiki penyebab kebakaran Lapas Tangerang. Polda Metro Jaya menemukan ada unsur pidana berupa kelalaian dalam insiden itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.