JAKARTA, KOMPAS.TV - Keluarga korban tewas mengeluhkan kondisi bangunan Lapas Kelas I Tangerang, tempat anggota keluarga mereka menjalani pembinaan.
Salah satunya adalah Angelin, tante dari narapidana bernama Petra Eka. Angelin menyebut, keponakannya sebenarnya akan bebas 5 bulan lagi sebelum kebakaran itu terjadi.
Menurut Angelin, korban terakhir kali berkomunikasi dengan keluarga pada 4 September 2021.
Baca Juga: Penyidikan Kasus Kebakaran Lapas Tangerang Temui Titik Terang, Diduga Ada Kesengajaan
“Terakhir itu dia meminta pembayaran uang kamar. Dia sudah ditagih, jadi harus dibayar. Saya bayar Rp100 ribu setiap minggu,” ujar Angelin pada KompasTV, Jumat (10/9/2021).
Angelin menyebut, keponakannya membutuhkan uang sewa agar mendapat kamar penjara yang lebih layak.
“Dia mengejar saya untuk membayar uang kamar karena kalau tidak membayar, dia dikeluarkan ke aula,” tutur Angelin.
Keponakannya pernah mengeluhkan kondisi hidup dalam penjara, terutama di aula, bila tidak membayar uang sewa kamar.
“Di aula ini himpit-himpitan. Dia bisa tidur muka ketemu kaki. Jadi, dia itu merintih. Dia pengin tempat yang baik dan layak,” beber Angelin.
Ia pun menyayangkan kondisi Lapas Tangerang yang tidak menjamin keselamatan keponakannya.
“Kita dengar kapasitas dalam penjara tidak memenuhi (standar). Keluarga kita dibina di sana, berharap dijamin juga keselamatannya. Kita berharap mereka pulang selamat juga, tapi pulang dengan mayat,” kata Angelin.
Pengakuan serupa datang dari Rosada, adik dari seorang narapidana kasus narkotika yang tewas dalam kebakaran di Lapas Tangerang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.