“Kita lihat para pembantunya, yang satu sibuk jalan-jalan keluar negeri, yang satu sibuk pasang baliho, yang jelas tidak ada yang berkaitan dengan kerja-kerja yang selama ini digaungkan Presiden berpihak kepada kepentingan rakyat,” ujarnya.
Dalam pendapatnya, Immanuel menuturkan, seharusnya Kabinet Indonesia Maju diisi oleh sosok yang betul-betul mendukung Presiden Jokowi. Sehingga pada periode kedua ini, Presiden Jokowi bisa memberikan kebijakan yang terbaik bagi rakyat Indonesia.
“Karena periodik kedua ini jangan sampai presiden meninggalkan legacy (warisan) yang buruk,” tegasnya.
Jangan Politis tapi Berbasis Kinerja
Sementara itu, pengamat politik Yunarto Wijaya mengatakan bahwa apabila Presiden Joko Widodo ingin merombak kabinetnya, maka perlu dipastikan menteri yang akan dipilih bisa bekerja, dan bukan sekadar memasukkan menteri untuk memperbesar koalisi.
“Apabila terjadi reshuffle, jangan sampai hanya bersifat politik memasukkan kepentingan partai politik tertentu. Lakukanlah reshuffle berbasis kinerja,” kata Yunarto Wijaya dalam video yang diterima Kompas TV, Kamis (26/8/2021).
Dia menegaskan, pemilihan menteri yang benar-benar bisa bekerja memang harus dipastikan, karena kondisi bangsa saat ini sedang sulit. Seperti diketahui, Indonesia sampai saat ini masih berjuang untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Baca Juga: Pesan Relawan untuk Jokowi: Jangan Gambling kepada Menteri Berkinerja Buruk, Segera Reshuffle
Selain itu, kata Yunarto, dalam melakukan perombakan kabinet, Presiden juga harus memiliki keberanian mengevaluasi kinerja menteri dari partai anggota koalisi yang lama.
Sehingga setelah perombakan dilakukan, kinerja pemerintahan menjadi lebih baik dan menjamin citra positif pemerintahan.
"Koalisi Tak Berkeringat"
Sebab menurut Yunarto, bukan tidak mungkin rencana masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai bagian dari pemerintahan justru bakal mendapat penolakan dari partai-partai lama yang sudah lebih dulu bergabung di pemerintahan.
Partai-partai politik lama belum tentu bisa menerima kehadiran anggota koalisi baru yang tidak “berkeringat” memenangkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.