JAKARTA, KOMPAS.TV - Kekerasan seksual terhadap laki-laki bukanlah sesuatu yang mustahil terjadi. Namun, kenyataan ini sering kali tak dipercaya oleh masyarakat awam.
Hal ini sebagaimana yang disampaikan Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi saat menanggapi dugaan kasus perundungan dan pelecehan seksual pada pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) berinisial MS.
Siti mengatakan, banyak laki-laki yang menjadi korban kekerasan seksual tapi lebih memilih diam karena konstruksi pemikiran masyarakat kerap menempatkannya sebagai sosok yang mesti kuat.
"Dalam masyarakat patriarki laki-laki dikonstruksikan untuk kuat dan tidak cengeng sehingga ketika ia menjadi korban kekerasan seksual akan memilih bungkam," kata Siti, Kamis (2/9/2021).
Baca Juga: Sikap KPI soal Dugaan Pelecehan Seksual yang Viral di Pesan Berantai
Selain itu, dalam pola pikir tersebut, potret laki-laki normal juga sering diidentikan dengan aktivitas seksual yang maskulin, termasuk bercanda dengan nuansa seksual.
"Akibatnya ketika laki-laki mengaku sebagai korban kekerasan seksual, (masyarakat pada umumnya) tidak dipercaya," jelas Siti.
Siti menambahkan, kekerasan dan pelecehan seksual sebenarnya bisa dialami oleh gender apa pun termasuk laki-laki, terlebih jika ada unsur ketergantungan antara korban dengan pelaku.
Contohnya keterkaitan dalam urusan pekerjaan antara korban dengan pelaku, seperti halnya dugaan kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan KPI.
Baca Juga: Sikapi Kasus Pelecehan Seksual di Lingkungan Kerjanya, KPI Akan Lakukan 3 Langkah Ini
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.