JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesian Corruption Watch (ICW) mengaku telah meminta maaf kepada Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko atas kekeliruan pernyataan soal ekspor beras.
Sebelumnya, ICW menyebut ada indikasi keterlibatan petinggi PT Harsen Laboratories, produsen Ivermectin, dalam ekspor beras dengan organisasi yang diketuai Moeldoko, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
“Khusus untuk ekspor beras ini, ICW juga telah meminta maaf atas kekeliruan pernyataan tersebut,” kata M Isnur, kuasa hukum ICW dalam keterangan resmi yang diterima Kompas TV, Selasa (31/8/2021).
Baca Juga: ICW: Moeldoko Salah Melihat Konteks Penelitian, Kami Gambarkan Indikasi Konflik Kepentingan
Meski begitu, Isnur menyebut permasalahan kekeliruan pernyataan soal ekspor beras itu bukan hal utama.
“Sebab, poin krusial yang harus dijelaskan oleh Moeldoko adalah apa motivasinya bertemu atau berkomunikasi dengan Sofia Koswara lalu meminta pengurusan surat izin edar Ivermectin?” tanya M Isnur.
Berdasarkan penelusuran ICW, Sofia Koswara diduga menjabat sebagai Wakil Presiden PT Harsen Laboratories, produsen Ivermectin sekaligus direktur dan pemilik saham PT Noorpay Perkasa.
ICW juga menduga Sofia dekat dengan putri Moeldoko, Joanina Novinda Rachma, yang memiliki mayoritas saham di PT Noorpay Perkasa.
Lewat hubungan Joanina dan Sofia itu, ICW menyebut ada indikasi konflik kepentingan Moeldoko untuk memperkaya diri sendiri.
Nama kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ribka Tjiptaning Proletariyati dan Riyo Kristian Utomo pun disebut juga terindikasi memiliki konflik kepentingan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.