Saat itu, ketika pesawat mendarat, kondisi landas pacu bandara Kabul gelap gulita. Lantaran, matahari belum terbit dan lampu-lampu bandara belum dinyalakan seluruhnya.
“Mendarat di Kabul adalah tantangan terbesar bagi semua awak pesawat A-7305,” katanya.
Seusai pesawat mendarat, tim evakuasi segera membantu 26 WNI dan 7 warga negara asing (WNA) menaiki pesawat.
Menurut Hadi, pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang menjadi otoritas sementara bandara di Kabul, hanya memberikan waktu terbatas untuk proses evakuasi.
Tim evakuasi Indonesia, lanjut Hadi, sebelumnya dijadwalkan melakukan misi selama 30 menit. Namun, proses evakuasi ternyata molor hingga 2 jam.
Selama evakuasi, ternyata tak semua barang bawaan WNI bisa dimuat ke dalam pesawat.
"Demi keselamatan bersama, kami membatasi bagasi hanya pada barang yang bisa dibawa saja,” katanya sembari menambahkan, “Jadi kami minta maaf pada WNI dan WNA yang barang bawaannya tidak bisa masuk ke pesawat.”
Baca Juga: Misi Evakuasi WNI dari Afghanistan Dilaksanakan Skadron Udara 17 TNI AU, Ini Rute Penerbangannya
Pesawat angkut militer bertipe Boeing 737-400 milik Skuadron Udara 17 TNI AU itu meninggalkan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta pada Rabu (18/8/2021). Penerbangan dari Jakarta hingga tiba di Kabul memakan waktu hampir selama 72 jam. Lamanya waktu tempuh ini, kata Hadi, dikarenakan rute yang panjang, juga lantaran pesawat sempat singgah di Islamabad.
Sekitar 10 personel Skuadron Udara 17 TNI AU dikerahkan mengawal evakuasi sebagai awak pesawat. Dua pilot, yakni Mayor Mulyo Hadi dan Letkol Ludwig Bayu bertugas mengemudikan pesawat. Sebanyak 6 personel Unit Bravo pasukan khusus TNI AU juga dilibatkan dalam misi evakuasi WNI dari Kabul itu. Tim evakuasi terdiri dari personel TNI AU, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Kementerian Luar Negeri.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.