Kompas TV nasional hukum

Otto Ingatkan Konsekuensi yang Didapat ICW Jika Abaikan Somasi Terakhir Moeldoko

Kompas.tv - 20 Agustus 2021, 19:02 WIB
otto-ingatkan-konsekuensi-yang-didapat-icw-jika-abaikan-somasi-terakhir-moeldoko
Pengacara Otto Hasibuan jadi kuasa hukum Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko. (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko kembali melayangkan somasi kepada Indonesia Corruption Watch (ICW).

Somasi ini merupakan yang ketiga yang dilayangkan Moeldoko ke ICW terkait dugaan keterlibatannya dalam promosi Ivermectin sebagai obat penanganan Covid-19.

Kuasa Hukum Moeldoko, Otto Hasibuan, menyatakan pihaknya memberi waktu 5x24 jam kepada ICW untuk meminta maaf serta mencabut tudingan terhadap Moeldoko.

Baca Juga: Setelah 2 Kali Somasi, Moeldoko Beri Waktu 5 Hari ke ICW untuk Minta Maaf soal Ivermectin

“Jadi lima hari supaya dia longgar. Kita berikan waktu kepada mereka untuk mencabut pernyataannya dan meminta maaf kepada Pak Moeldoko," ujar Otto saat konferensi pers daring, Jumat (20/8/2021).

Otto mengingatkan jika ICW mengabaikan somasi yang telah dilayangkan, pihaknya tidak segan-segan untuk melaporkan penelusuran tersebut ke kepolisian atas tuduhan pencemaran nama baik.

Otto menegaskan informasi yang diberikan ICW dan penelitinya, Egi Primayogha, terkait dugaan keterlibatan Moeldoko dalam peredaran dan promosi obat Ivermectin tidak benar.

Bahkan Moeldoko sudah memberikan penjelasan bahwa dirinya tidak memiliki hubungan dengan PT Harsen Laboratories selaku produsen obat Ivermectin.

Baca Juga: ICW Duga Ada Keterlibatan Moeldoko dan Kader PDIP di Balik Ramainya Obat Ivermectin untuk Covid-19

Otto menyatakan Moeldoko memang bertemu dengan pengusaha yang memproduksi Ivermectin.

Dalam pertemuan itu Moeldoko hanya mempersilakan kepada pengusaha untuk mengurus izin peredaran Ivermectin di Indonesia.

Terkait belum adanya uji klinis dari BPOM, Otto menyatakan, saat itu penularan Covid-19 cukup tinggi seperti halnya yang terjadi di Kudus. 

Baca Juga: Otto Hasibuan: Mana Buktinya Moeldoko Promosikan Ivermectin Obat Covid-19?

Ditambah lagi dengan angka penularan akibat Covid-19 yang tinggi, sementara obat tidak ada. Sehingga, kata Otto, kerja sama itu dilakukan untuk penyembuhan orang yang terpapar Covid-19.

Otto menilai hal itu yang diyakini oleh Moeldoko. Namun bukan berarti itu membuat Moeldoko mendapat keuntungan.

Menurut Otto, saat meminta penjelasan tentang keuntungan yang didapat Moeldoko dari langkah yang diambil, ICW tidak bisa memberikan data dari tuduhan tersebut.

"Jadi nanti kalau lima hari lagi mereka juga tidak mau mencabut dan minta maaf, kami akan lapor ke Kepolisian. Mudah-mudahan Pak Moeldoko sendiri nanti yang akan menyatakan tegas laporan itu nanti di pihak kepolisian," ujar Otto.

Baca Juga: Moeldoko Siap Laporkan ICW ke Polisi Jika Tidak Bisa Buktikan Tuduhan Soal Bisnis Ivermectin

Sebelumnya pada 29 Juli 2021, Moeldoko melalui tim kuasa hukumnya melayangkan somasi dengan memberi waktu 1x24 jam kepada ICW untuk meminta maaf dan mencabut tudingan yang dipublikasikan.

Somasi kedua dilayangkan Moeldoko pada 6 Agustus 2021 dengan memberi waktu 3x24 jam untuk mencabut dan meminta maaf atas tudingan yang dipublikasikan peneliti ICW Egi Primayogha.

Dalam surat somasi, Otto meminta peneliti ICW Egi Primayogha memberikan bukti mengenai pernyataan Moeldoko terlibat dalam peredaran dan promosi obat Ivermectin serta penyalahgunaan jabatan untuk melakukan ekspor beras.

Saat somasi pertama, Otto menyatakan konsekuensi yang akan dihadapi ICW dan Egi Primayogha jika mengabaikan permintaan Moeldoko.

Baca Juga: Jokowi Diminta Turun Tangan Urus Polemik TWK KPK, Moeldoko: Terus yang di Bawah Ngapain

Yakni pelaporan kepolisian dengan tuduhan memenuhi unsur pidana Pasal 27 ayat (3) juncto Pasal 45 ayat (3) UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana diubah Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU tersebut.

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x