JAKARTA, KOMPAS.TV - Asupan gula berlebihan, dan berlangsung terus menerus bisa menyebabkan berbagai manifestasi masalah kesehatan mulai dari obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, kulit makin menua, gigi berlubang, orang cenderung overeating, penyakit ginjal dan liver.
Selain itu, inflamasi atau peradangan juga bisa terjadi akibat konsumsi gula berlebihan. Dan ini perlu diwaspadai khususnya mereka yang menjalani isolasi mandiri akibat Covid-19.
Saat seseorang mengalami infeksi, maka tubuhnya akan berusaha melawan dengan menghasilkan respon inflamasi atau peradangan.
Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia Cabang Banten, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK mengatakan, konsumsi gula tinggi menyebabkan respon inflamasi yang berlebihan dan ini akan berbanding lurus dengan gejalanya.
Di sisi lain, lingkungan dengan kadar gula tinggi disukai virus dan memudahkannya untuk bertambah banyak atau bereplikasi.
"Jangan sampai yang tadinya gejala ringan tiba-tiba saja dibawa ke rumah sakit karena gejalanya berat," tutur Juwalita dilansir dari ANTARA.
Sebab, akibat asupan gula berlebihan bisa melemahkan sistem imun tubuh.
Studi menunjukkan, asupan tinggi gula menyebabkan menurunnya kemampuan fagosit sela imun dalam memusnahkan infeksi. Tak hanya itu, diet tinggi gula juga akan mengacaukan aktivasi sistem imunitas bawaan.
Tak sampai pada kesehatan fisik, kelebihan gula juga bisa berdampak buruk pada kondisi psikologis seseorang.
Juwalita mengatakan, kadar gula darah yang naik dan turun secara cepat akibat konsumsi makanan atau minuman tinggi gula bisa berdampak pada kondisi psikologis seseorang.
Konsumsi gula yang berlebihan memicu ketidakseimbangan bahan kimia otak tertentu, sehingga menyebabkan depresi dan bahkan dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko mengembangkan gangguan kesehatan mental pada beberapa orang.
Kementerian Kesehatan menyatakan batas konsumsi gula per hari hanya 4 sendok makan per hari. Hal tersebut senada dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang sejak tahun 2015 merekomendasikan batas asupan gula atau free sugar.
Free sugar yakni gula yang ditambahkan ke dalam produk makanan atau minuman, serta yang secara alami terdapat dalam madu, sirup, fruit juice concentrate.
Baca Juga: Rahasia Awet Muda Wulan Guritno, Tak Konsumsi Gula Sejak Usia 35
Adapun rekomendasi konsumsi gula, baik pada anak atau dewasa yakni maksimal 10 persen dari total energi.
Sumber : Kompas TV/Ant
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.