Sejumlah organisasi kepanduan Indonesia sempat mewacanakan peleburaan agar menjadi satu wadah. Namun, karena perbedaan asas, wacana ini tak kunjung terealisasi.
Hanya beberapa saja yang berhasil melakukan peleburan, termasuk Persaudaraan Antar Pandu-Pandu Indonesia (PAPI) tahun 1928 dan Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) tahun 1930. Keduanya lantas membentuk Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada 3 April 1938 di Surakarta.
Pada 19-23 Juli 1941, perkemahan kepanduan untuk pertama kalinya digelar dan diberinama Perkemahan Kepandoean Indonesia Oemoem (Perkino).
Gerakan kepanduan di Indonesia pada masa itu mulai menjadi perhatian hingga beberapa organisasi peleburan mulai eksis.
Baca Juga: Anggota Pramuka Jadi Relawan di Dapur Umum
Lahirnya Pramuka
Pada 9 Maret 1961, sejumlah pemimpin organisasi kepanduan Indonesia berkumpul di Istana Merdeka dan mendengarkan amanat Presiden mengenai ketetapan MPRS.
Saat itu, Presiden Soekarno akhirnya menyatukan semua organisasi kepanduan di dalam satu organisasi bernama Gerakan Pramuka. Tanggal tersebut akhirnya ditetapkan sebagai Hari Tunas Gerakan Pramuka.
Hingga pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka secara resmi dikenalkan kepada masyarakat Indonesia. Presiden Soekarno juga melantik Majelis Pimpinan Nasional (Mapinas), Kwartir Nasional (Kwarnas), dan Kwartir Nasional Harian (Kwarnari).
Hingga kini 14 Agustus ditetapkan sebagai Hari Pramuka.
Lebih lanjut, pembentukan Gerakan Pramuka ini berlandaskan pada Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Sementara itu, Hari Pramuka yang diperingati tiap 14 Agustus ditetapkan berdasarkan hari pelantikan Ketua Majelis Pimpinan Nasional Gerakan Pramuka pada 14 Agustus 1961.
Tahun 2021 ini, peringatan Hari Pramuka sekaligus menjadi momentum 60 tahun kiprah Gerakan Pramuka di Indonesia.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.