"Ini sudah menjadi keputusan kami. Bung ikut saja bersama Bung Karno ke Rengasdengklok," kata Soekarni.
Pada jam yang sudah dijanjikan, Bung Hatta ikut bersama pemuda dengan hanya pakaian yang melekat di baju. Sementara Soekarno ditemani isterinya, Fatmawati dan anaknya yang masih bayi, Guntur.
Persinggahan di Rengasdengklok tidak berlangsung lama. Sebab pada sore harinya, Soekarni memberitahukan bahwa di Jakarta kondisi aman. Tidak ada aksi dari rakyat yang akan membakar kedudukan Jepang yang sudah kalah, seperti dikhawitirkan. Mereka bergegas kembali ke Jakarta.
Baca Juga: Penghargaan Anti Korupsi Bung Hatta Award kepada Nurdin Abdullah Akan Ditinjau Ulang
Malam itu juga, pada pukul 10 malam, Soekarno dan Hatta menemui Laksamana Maeda di rumahnya. Sejumlah pejabat Jepang pun hadir di sana. Juga panitian persiapan kemerdekaan.
Di rumah itu, bersama Sayuti Melik naskah Proklamasi disusun. "Aku persilakan Bung Hatta menyusun teks ringkas sebab bahasanya kuanggap yang terbaik," kata Soekarno kepada Hatta di sebuah ruangan terpisah dari hadirian yang lain.
Hatta menjawab, "Kalau aku yang memikirkan, lebih baik Bung menuliskan aku yang mendiktekan," kata Hatta dijawab setuju yang hadir.
Kalimat pertama diambil dari akhir alinea ketiga rencana pembukaan UUD mengenai proklamasi. "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia."
Menurut Hatta, kalimat itu menyatakan kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.
Setelah teks selesai disusun, malam itu juga dibawa kepada panitia persiapan kemerdekaan ditambah dengan para pemuda serta pemimpin rakyat dan anggota Cuo Sang In (dewan pertimbangan pusat) yang berada di Jakarta.
Rapat pun berakhir pada pukul 03.00 dinihari jelang makan sahur.
Semua sepakat dan pembacaan teks akan dibacakan pada besoknya, 17 Agustus 1945 tepat hari Jumat pada pukul 10.00 pagi. Dan pada hari itu, menjadi hari paling bersejarah bagi Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.