Mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu mengatakan, kemungkinan terburuknya, perubahan iklim juga dapat menyebabkan badai tropis, banjir, banjir bandang, longsor, hingga angin kencang lebih sering terjadi.
Ia menambahkan, perubahan iklim bahkan mampu mencairkan es di Puncak Jaya Wijaya, Papua.
Diperkirakan, seluruh es di gunung tertinggi di Indonesia itu akan musnah pada 2025.
Selain itu, kata Dwikorita, perubahan iklim dapat menyebabkan permukaan air laut makin tinggi.
Bila itu terjadi, banyak wilayah dapat tenggelam karena posisinya lebih rendah dari laut.
Baca Juga: ITB: 112 Kabupaten/Kota di Indonesia Berpotensi Tenggelam
“Saya berharap fakta-fakta ini dapat perhatian kita bersama guna mencegah pemanasan global semakin parah,” pungkasnya.
Dwikorita menyebut, perubahan iklim adalah persoalan yang cukup menantang.
Untuk menghadapi perubahan iklim ini, butuh komitmen gotong royong dan sinergitas pemerintah pusat hingga daerah.
Pemerintah dan masyarakat pun perlu melakukan usaha-usaha komprehensif dan nyata, seperti gencar penghijauan secara tepat, pengendalian tata ruang secara lestari.
Indonesia juga perlu melakukan pencegahan masif terhadap kebakaran hutan lahan, menggalakkan penggunaan energi terbarukan pengganti energi fosil, seperti batu bara.
Terakhir, Dwikorita menyebut pemerintah perlu menerapkan sistem transportasi dan pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan.
“Kita harus membangun persepsi bersama bahwa perubahan iklim ini adalah sebuah kerisauan dan ancaman bersama yang juga harus dimitigasi bersama-sama, karena dampaknya tidak mengenal batas administrasi. Masyarakat juga harus dilibatkan, tidak hanya pemerintah,” tegasnya.
Baca Juga: Peringatkan Sumur Air Tanah Berpotensi Bikin Pantura Tenggelam, Peneliti: Ganti dengan Pipa PDAM
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.