“Saya kira pandangan-pandangan spekulatif itu tidak dapat kita benarkan. Tetapi (wacana) itu juga berseliweran di masyarakat sehingga dalam keadaan yang serba sulit seperti sekarang ini ada kelompok-kelompok tertentu yang saya pinjam istilahnya Buya Syafii Ma’arif itu seperti politisi ikan lele,” terangnya.
Baca Juga: Relawan Muhammadiyah Menguburkan Jenazah Umat Katolik, Menginspirasi Seorang Romo
Oleh karena itu, di masa pandemi Covid-19 ini, secara khusus Muhammadiyah berharap Indonesia tidak semakin terpuruk baik secara jasmani dan sosial.
Dalam hal ini, terpuruk secara sosial yaitu bangsa yang masyarakatnya tidak percaya satu dengan yang lainnya.
“Nah, Muhammadiyah tidak ingin keadaan negeri kita ini semakin terpuruk. Dan, Muhammadiyah juga tidak ingin pandemi Covid-19 ini menjadikan kita sebagai bangsa yang sakit, baik sakit secara jasmani maupun sakit secara sosial,” pungkasnya.
Diberitakan KOMPAS TV sebelumnya, saat Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada Kamis (20/5/2021), dia berharap Kebangkitan Nasional dimaknai sebagai momen kebangkitan untuk melawan pandemi Covid-19 secara bersama dan gotong royong.
Baca Juga: PP Muhammadiyah Dukung Perpanjangan PPKM Darurat
"Lebih setahun dunia dicengkeram pandemi global Covid-19, lebih setahun pula Indonesia berjuang membendung segala dampaknya," tulis Jokowi di akun Twitter resminya, Kamis.
Jokowi ingin masyarakat saling bergotong royong melawan pandemi. Hanya dengan cara itulah Indonesia bisa bangkit melawan Covid-19.
"Hari ini, dengan semangat Budi Utomo, kita bergotong-royong untuk bangkit dan menang melawan pandemi, dan bersama-sama melangkah menuju Indonesia maju," tuturnya.
Sumber : Kompas TV/Muhammadiyah.or.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.