Kompas TV nasional kriminal

Agar Terhindar Spyware Pegasus, Jokowi Diminta Tak Gunakan WhatsApp

Kompas.tv - 26 Juli 2021, 18:04 WIB
agar-terhindar-spyware-pegasus-jokowi-diminta-tak-gunakan-whatsapp
Ilustrasi peretasan lewat aplikasi pesan singkat, WhatsApp. (Sumber: Shutterstock)
Penulis : Aryo Sumbogo | Editor : Fadhilah

Sementara itu, menurut tim forensik yang memeriksa iPhone Bezos, bukti-bukti yang didapatkan menunjukan bahwa peretasan tersebut menggunakan perangkat pengintai atau spyware Pegasus yang dibuat oleh perusahaan Israel, NSO Group Technologies.

Pratama kembali menjelaskan, hal ini bisa terjadi lantaran Pegasus bisa memata-matai semua aplikasi yang ada di dalam ponsel targetnya, tidak hanya aplikasi WhatsApp.

Lebih jelasnya, Pegasus dapat mencuri semua data korban jika malware itu berhasil ditanamkan ke ponselnya.

Mengerikannya lagi, Pegasus juga bisa menyalakan kamera atau mikrofon pada ponsel korban untuk membuat rekaman secara rahasia.

Baca Juga: Amnesty International: Peretasan Akun Pengurus BEM UI Bentuk Pembungkaman, Melanggar Hak Berekspresi

Sebagai langkah antisipasi, Pratama pun menjelaskan, perlu dilakukannya uji forensik pada perangkat komunikasi yang tengah digunakan.

Setelah itu, lakukan juga protokol keamanan pada nomor ponsel yang digunakan oleh para petinggi negara dan jangan sampai bocor, sebab mesti diingat bahwa aplikasi WhastApp bisa menjadi pintu masuk Pegasus.

Supaya rasa aman semakin bertambah, Pratama menyarankan pula penggunaan software enkripsi sebagai tameng data dari pencurian oleh Pegasus.

"Ponsel apapun termasuk iPhone masih bisa ditembus oleh Pegasus. Langkah preventif yang paling bisa dilakukan adalah menggunakan software enkripsi," ungkap Pratama.

"Sehingga data yang akan ditransmisikan atau dicuri oleh Pegasus tidak serta merta langsung bisa dibuka atau diolah," sambungnya.

Menurut Pratama, mencuatnya kasus peretasan oleh Pegasus ini harusnya menjadi pengingat bagi semua pihak untuk mulai mengembangkan perangkat keras sendiri dan aplikasi yang aman.

"Bagi Indonesia ini seharusnya menjadi pengingat, betapa pentingnya mengembangkan perangkat keras sendiri serta aplikasi chat dan email yang aman digunakan oleh negara, sehingga mengurangi resiko eksploitasi keamanan oleh pihak asing," pungkasnya.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x