Kompas TV nasional update corona

Alarm Tanda Bahaya di Jakarta, Anies: Kematian Tinggi, Tinggal di Rumah Sampai Kondisi Aman

Kompas.tv - 4 Juli 2021, 20:31 WIB
alarm-tanda-bahaya-di-jakarta-anies-kematian-tinggi-tinggal-di-rumah-sampai-kondisi-aman
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman serta Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran memantau proses dua tahap screening pemudik usai libur lebaran. (Sumber: Dok. Humas DKI Jakarta)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengingatkan kepada masyarakat, khususnya di Jakarta agar tetap berada di rumah saja.

Peringatan yang disampaikan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu bukan tanpa alasan.

Sebab, angka kematian akibat Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta cukup tinggi dalam sepekan terakhir.

Baca Juga: Hindari Antrean, Anies Minta Warga Jakarta Daftar Vaksin Lewat Aplikasi JAKI

Anies menuturkan, pada Sabtu (3/7/2021) kemarin, tercatat jumlah pasien Covid-19 meninggal dunia sebanyak 392 orang.

Mereka dimakamkan dengan prosedur Covid-19.

"Satu minggu terakhir di atas 250, 304, 301, 362, (puncak pada Sabtu 4 Juni 2021) 392," kata Anies dalam keterangannya, Minggu (4/7/2021).

Menurut Anies, jumlah kematian yang tinggi tersebut bukanlah sebuah prestasi.

Sebaliknya, hal tersebut merupakan tanda bahaya bagi semua pihak.

"Ini jenazah tambah liang kubur itu berbeda dengan menambah rumah. Menambah rumah, menambah kilometer jalan itu adalah sebuah prestasi," ucap Anies.

Baca Juga: Anies: PPKM Darurat Bukan untuk Kosongkan Jalan Jakarta

"Tapi menambah liang kubur, menambah jumlah orang yang dimakamkan ini adalah sebuah tanda bahaya bagi semuanya."

Anies menegaskan, peringatan ini menjadi alarm bagi seluruh warga di Jakarta.

Sebab, kematian akibat Covid-19 tidak memandang usia maupun status sosial.

Anies lantas memberikan gambaran bagaimana tingginya angka kematian akibat Covid-19 tersebut.

Pada 1 Juni, angka pemakaman dengan protokol Covid-19 di Jakarta hanya 16 kasus.

Kondisi kematian di bawah 20 orang bertahan hingga pekan pertama Juni 2021.

Baca Juga: Anies Optimis Vaksinasi DKI Jakarta Bisa Tuntas pada Agustus 2021

Namun, pada sepekan terakhir, kondisi tersebut telah berbanding terbalik.

Tertinggi pada Sabtu (3/7/2021) dengan mencatatkan kematian sebanyak 392 orang.

Ia pun mengingatkan bahwa tingginya kematian tersebut bukan hanya sekedar angka, melainkan orang-orang terdekat yang mungkin masih hidup dua pekan sebelumnya.

"Ini adalah ayah kita, ibu kita, kakak kita. Karena itu di rumah lah demi keselamatan," tutur Anies.

Lebih lanjut, Anies mengaku Pemprov DKI sudah tidak ingin mengubur jenazah pasien Covid-19 lebih banyak.

Terlebih, setelah melihat kondisi rumah sakit yang saat ini hampir kolaps.

Baca Juga: Anies dan Kapolda Peringatkan Pesepeda Selama PPKM Darurat, Siap Kandangkan Sepeda Jika Nekat

Oleh karena itu, Anies meminta kepada masyarakat untuk bisa menahan diri agar tidak keluar rumah hingga kondisi kembali normal.

"Yang sekarang tidak terpapar jangan sampai terpapar, caranya sederhana jauhi kerumunan jauhi berpergian, tinggal di rumah sampai kondisi aman terkendali itu saja," ujar dia.

Sebagai informasi, angka kumulatif kasus Covid-19 di Jakarta per 3 Juli 2021 mencapai 570.110 kasus.

Dari jumlah kasus tersebut, 479.150 dinyatakan sembuh, 82.383 aktif dalam perawatan atau isolasi, dan 8.577 orang meninggal dunia.

Baca Juga: Anies Baswedan: Dalam Hitungan Hari, Kasus Aktif Covid-19 di DKI Bisa Capai 100.000




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x