JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebuah rekaman percakapan beredar di media sosial yang diduga suara Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul.
Dalam rekaman tersebut, percapakan itu diketahui tengah membahas mengenai Ketua DPP PDI-Perjuangan atau PDIP, Puan Maharani pada Pilpres 2024.
Baca Juga: Tak Ada yang Ingin Jadi RI 2, Koalisi PDIP-Gerindra Diperkirakan Bakal Rumit
Bambang Pacul lantas mengibaratkan bahwa Puan Maharani seperti teh botol Sosro di Pilpres 2024.
"Teh botol Sosro, apa pun makanannya Puan Maharani wakilnya. Siapa pun calon presidennya, wakilnya PM (Puan Maharani)," kata Bambang Pacul dalam rekaman itu seperti yang dilansir dari Tribunnews.com, Selasa (8/6/2021).
Menanggapi beredarnya rekaman suara tersebut, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, membenarkan bahwa rekaman tersebut memang suara Bambang Pacul.
Namun demikian, menurut Bambang, rekaman tersebut seharusnya off the record, tidak disebar ke publik.
Baca Juga: Megawati-Prabowo Didorong Maju Pilpres 2024, Relawan: Pemilu 2009 Lalu Kesuksesan yang Tertunda
Menurut Hasto, suara Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah itu direkam saat berada di Jawa Tengah, bukan saat bersama Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri.
"Itu Pak Bambang Pacul bukan dengan Ibu Mega" ucap Hasto.
"Pak Bambang Pacul sedang di Jawa Tengah kemudian berbicara dengan wartawan yang seharusnya off the record tetapi malah ada yang bocorkan."
Adapun terkait Pilpres 2024, seperti yang disampaikan Bambang Pacul dalam rekaman, Hasto mengatakan PDIP menyerahkan seluruh keputusan terkait pencapresan kepada Megawati.
"Strategi kita, namanya calon presiden dan wakil presiden ini kan mengemban tugas yang sangat penting secara ideologis," ujar dia.
Baca Juga: Pertemuan Megawati-Prabowo, Pengamat: Ancang-ancang untuk Pilpres 2024
"Nah, dengan demikian dipersiapkan dengan sebaik-baiknya melakukan konsolidasi, sehingga ketika Ibu Megawati Soekarnoputri dengan hak prerogratif mengambil keputusan, seluruh jajaran partai langsung bergerak termasuk untuk relawan.
Begini rekaman suara percakapan yang beredar di media sosial tersebut:
Teh Botol Sosro, apa pun makanannya, Puan Maharani wakilnya. Siapa pun calon presidennya, wakile (wakilnya) PM.
Lha kita punya partai sendiri kok. Punya golden ticket, nyalon dewe iso kok (nyalon sendiri bisa) kok. Kene njaluk (kita minta) wakil ... (tdk jelas)
Tapi kalau kita ingin menurunkan pada level wapres, kiro-kiro sing didadekne (kira-kira yang dijadikan) presiden seko (dari) PDIP seneng ora? (senang nggak?) Seneng ora? happy-happy no Pak.
Baca Juga: Ini Alasan PDIP Cabut Dukungan Bupati Alor, Bagaimana Tanggapan Risma?
Teorine sopo (teorinya siapa)? Koyo ngono ko dikekne wong liyo (kayak gitu kok dikasih orang lain).
Sampeyan punya perusahaan? ... (tdk jelas)
Lha, kalau belum ada yang lain-lain, ya, dia (Ganjar) sendiri yang mau meluncur ke atas, to, Pak.
Yang lain blm ada cerita. Puan Maharani cerita apa wong crito ora oleh (tidak boleh)? Tetap wae (tetap saja) surveine (surveinya) rendah.
Pokoke rumuse (rumusnya) Puan Maharani Teh Botol Sosro. Apapun makanannya, minumnya teh botol sosro. Siapapun calon presidennya, wakile PM.
Masuk akal ra? (Masuk akal tidak?)
Apakah presidene Ganjar wakile Puan? Ya ga bener.
Dalam soal capres, DPD PDI Perjuangan tidak sejalan dengan kekarepane (keinginan) Ganjar.
DPD PDI Perjuangan Jateng tidak sejalan dengan kemauan Ganjar dalam hal pencalonan presiden
Apa yg diinginkan? DPD PDIP menunggu titah ketua umum.
Baca Juga: Sentil Jokowi hingga Puan, Anang Hermansyah Murka Lihat Anggota Satpol PP Hancurkan Ukulele
Kita sudah mempersiapkan, krn apa sejak ngomong sama ketua umum, saya jelaskan kok.
Aku ngimpine (aku mimpinya) Ganjar sing arep tak kei (yang akan diberi) rekomendasi. Mohon izin bu saya mengundurkan diri.
Wani (berani) ... (tdk jelas). Ngko nek Ganjar dikei (nanti kalau Ganjar diberikan) rekomendasi. Kemungkinan iki ono ora (Kemungkinan ini ada tidak)? Ya ada, tp 0,00 persen.
Sih ono (selama masih ada) Mbak Puan ra iso no (tidak bisa dong), teorine sopo (teori siapa)?
Ya dulu pak Jokowi bisa. Lha Mbak Puan sih indil-indil (imut-imut) kok.
Saiki ora iso (kalau sekarang tidak bisa). Semua lorong kekuasaan Istana tahu, semua lorong di Senayan tahu, kurang opo (kurang apa)?
Kekuasaan republik itu hanya ada di dua titik, Senayan dan Istana.
Mbak Puan pernah bergerak di dua lorong itu kok, pengalamane wis duwe (sudah punya) ..(tdk jelas) wis kenal kabeh (sdh kenal semua), lebih gampang.
Nanti kalau saya menegur, dia (Ganjar) marah. "Memang kamu siapa Cul negur-negur aku? Sing iso negur aku ki Bu Mega." Kan ngono cocote dekke (Kan begitu mulutnya dia/Ganjar).
DPD dan Ganjar beda pendapat. Ben sing biji (biar yang menilai) ketua umum.
Baca Juga: Effendi Simbolon: Puan Capres, Mas yang dari Jawa Tengah Paling Menteri-lah
Nek aku dikei (kalau saya diberi) kewenangan yo tak (ya akan) tarung, tarung. Aku ra peduli (nggak peduli)
Ning tak kei reti sampeyan semua (tapi saya beritahu kalian semua). Kalau rekom ke Ganjar, Bambang Pacul mengundurkan diri dari jabatannya.
Satrio (ksatria) pak. Ora sudi aku didadekne (tidak sudi aku jadi) wong edan (orang gila).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.