JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Harun Al Rasyid mengaku ada orang tak dikenal mendatangi sekitar rumahnya lima hari sebelum tes wawasan kebangsaan (TWK).
Menurut tetangganya itu, dua orang tak dikenal itu menanyakan kehidupan Harun dan kegiatan keagamaan dirinya.
Kepada orang tak dikenal itu, tetangganya memberi tahu bahwa Harun mengajari anak-anak di sekitar rumahnya mengaji Alquran.
Baca Juga: Komnas HAM Harap Pimpinan KPK Penuhi Panggilan Guna Temukan Titik Terang soal Polemik TWK
“Saya pernah kasih (Alquran) ke Pak Haji, terus Pak Haji kasihkan ke anak-anak itu. Anak saya juga ngaji ke dia (Harun),” kata Harun kepada awak media, menirukan ucapan tetangganya pada dua orang tak dikenal itu.
Harun mengaku cemas karena baru kali ini ada orang tak dikenal mendatangi sekitar rumahnya. Ia lalu melapor pada Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron.
Ghufron mengatakan, dirinya tak tahu-menahu soal kedatangan orang-orang tak dikenal itu. Meski begitu, Ghufron menyebut Harun tak perlu khawatir.
“Sudah lah itu dia paling ingin tahu kegiatan kamu. Kasih jawaban saja, enggak ada apa-apa juga. Itu semua pasti lolos kok. Tes ini cuma pemetaan. Enggak usah khawatir,” tutur Harun menirukan ucapan Ghufron.
Saat hari tes wawasan kebangsaan, kekhawatirannya terbukti. Pewawancara TWK menanyakan kegiatan keagamaannya.
Harun juga dicecar soal yayasan pengajian yang diurus istrinya. Menurut Harun, pewawancara TWK menyinggung pendanaan yayasan yang berasal dari Arab Saudi.
“Kalau untuk yayasan ini, dari, ya dari gaji saya ini. Dia terus cecar itu. Begini, pak, ini repot, saya sudah menjelaskan Bapak enggak percaya. Nanti ada rekeningnya itu, Pak. Nanti Bapak lihat saja lah,” ujar Harun menceritakan ulang jawaban dirinya saat TWK.
Baca Juga: Bukti Dugaan Gratifikasi Firli Bahuri Dikembalikan ke Dewas KPK, Ini Tanggapan ICW
Ia mengaku, dana yayasan dari kantong pribadinya itu biasa diberikan pada anak yatim dan miskin. Selain itu, Harun juga ditanya soal kitab-kitab acuannya mengajar mengaji.
Saat itu, Harun menjawab bahwa ia hanya mengajar membaca Alquran. Dirinya pun mengaku siap menunjukkan seluruh kitab bacaannya yang tersimpan di rumah.
Sebelumnya, dalam tayangan "Mata Najwa", Harun mengatakan, Ketua KPK Firli Bahuri memiliki daftar pegawai yang patut diwaspadai.
Harun mengetahui hal ini dari pengakuan Ghufron sebelum TWK terselenggara. Ghufron pun sempat bertanya, Harun melakukan kesalahan apa.
“Beliau bilang, saya enggak mengerti nama Anda itu menjadi urutan teratas dari daftar yang pernah diberikan Pak Firli kepada saya," kata Harun, Rabu (26/5/2021), dilansir dari Kompas.com.
Saat itu, Ghufron membeberkan ada 20 sampai 30 orang yang masuk daftar dari Firli. Harun sendiri heran namanya bisa masuk dalam daftar itu.
Padahal, ia pernah mendapat julukan “raja Operasi Tangkap Tangan atau raja OTT” dari Firli pada 2018.
“Saya tidak mengerti, tahun 2018 Pak Firli memberikan penghargaan kepada saya dengan julukan raja OTT, karena memang pada saat beliaulah OTT itu terbanyak dilakukan," ucap Harun.
Ghufron mengonfirmasi soal daftar pegawai KPK dari Firli. Meski begitu, ia menyangkal pernah membeberkan nama-nama mereka.
Baca Juga: Mahfud MD: Terhitung 12 Kali, Sejak Dulu KPK Mau Dirobohkan Lewat Undang-Undang
“Bahwa memang saya sering dengan Mas Harun dan juga beberapa teman yang lain. Memang saya kadang mengeluhkan harus bagaimana menyikapi isu-isu tersebut. Tapi tentang nama, saya tidak pernah menyebutkan nama secara langsung, tetapi memang kami tidak mendapat nama-nama itu secara tegas,” ujar Ghufron.
Farid Andhika, mantan Sekjen Wadah Pegawai KPK mengungkapkan, daftar Firli itu memuat nama 21 orang.
Melansir KBR.id, daftar itu berisi nama-nama orang yang pernah menangani masalah pelanggaran kode etik Firli Bahuri, orang yang keras menolak revisi UU KPK dan pegawai yang pernah menangani kasus rekening gendut perwira polisi Budi Gunawan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.