JAKARTA, KOMPAS.TV- Wacana pergantian Panglima TNI mulai menghangat seiring akan pensiunnya Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada akhir tahun 2021 ini.
Wakil Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menilai untuk posisi Panglima TNI berikutnya seharusnya diisi dari matra Angkatan Laut (AL).
"Mestinya sih sudah urutan dan dari TNI AL lah yang harusnya jadi Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto," ujar Sahroni, Jumat (4/6/2021).
Baca Juga: Pengamat Intelejen Ini Anggap Kasal Yudo Margono Layak Gantikan Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI
Politikus Nasdem itu mengungkap pula sudah lama matra TNI AL tidak memegang tampuk komando di seluruh angkatan.
Karenanya, kata Sahroni seperti dilansir dari Tribunnews, tak mengherankan jika saat ini matra TNI AL atau Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) yang menjadi Panglima TNI.
"Terakhir TNI AL memegang tongkat komando TNI itu 2012 silam. Maka sepatutnya TNI AL saat ini memegang tongkat komando TNI 1," tutur dia.
Sebagaimana diketahui, tiga jenderal yang merupakan kepala staf masing-masing angkatan pun berpeluang menggantikan Hadi. Mereka adalah KASAD Jenderal TNI Andika Perkasa, KASAL Laksamana TNI Yudo Margono dan KASAU Marsekal Fadjar Prasetyo.
Baca Juga: Pengamat: Panglima TNI Baru Harus Bisa Mengatasi Ancaman Hybrida
Adapun nama KASAL Laksmana TNI Yudo Margono dinilai layak untuk menjadi Panglima TNI. Seperti diberitakan KompasTV sebelumnya, Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro berpendapat, Laksamana Yudo Margono lah sosok yang layak untuk menduduki kursi Panglima TNI. Soal loyalitas, tak ada yang bisa membantah loyalitas Kasal ke-27 ini.
“Seluruh tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya selalu dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik dan paripurna " ujar Ngasiman, Rabu (2/6/2021).
Simon (sapaan akrabnya) mengatakan, Yudo punya keunggulan jika nanti menjadi Panglima TNI untuk mengatasi masalah di tanah air. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan.
Pertama, pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain. Akibat potensi eskalasi konflik lintas negara di Laut China Selatan ke depan yang cukup tinggi.
Serta dukungan penjagaan laut yang merupakan garda terdepan dalam menjaga kedaulatan, tentu upaya diplomasi tetap dijalankan.
Baca Juga: Pengamat Militer ISESS Anggap Yudo Margono Lebih Layak Dipilih Jokowi sebagai Panglima TNI
Di samping itu, kejahatan trans-nasional, seperti penyelundupan senjata juga terjadi di laut.
"Yang pertama tentu pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain," tuturnya.
Yang kedua, Yudo Margono bisa melanjutkan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.
Ketiga, Yudo dinilai bisa membangun sinergisitas dan soliditas dengan tiga Matra dan Polri.
Keempat, Yudo juga punya pengalaman memimpin penanganan Covid-19.
Saat memimpin, Yudo memahami bagaimana perkembangan dunia teknologi kesehatan yang diperuntukkan bagi kekuatan militer. Artinya, dalam upaya mencegah ancaman biowarfare (perang biologi) ke depan, sangat diperlukan.
"Yang terakhir, tentu saja karena pengalaman serta loyalitasnya yang tak terbantahkan," tandas Simon.
Baca Juga: Membuka Aturan Hukum Pergantian Panglima TNI, Benarkah Dipilih Presiden dengan Tradisi Angkatan?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.