JAKARTA, KOMPAS.TV- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun akhir tahun 2021 ini. Nama-nama kandidat penggantinya mulai bermunculan termasuk Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Yudo Margono salah satunya.
Laksamana Yudo Margono bersaing dengan sejumlah nama lainnya yang juga punya peluang menjadi Panglima TNI seperti Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa hingga Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro berpendapat, Laksamana Yudo Margono lah sosok yang layak untuk menduduki kursi Panglima TNI. Soal loyalitas, tak ada yang bisa membantah loyalitas Kasal ke-27 ini.
“Seluruh tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya selalu dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik dan paripurna " ujar Ngasiman, Rabu (2/6/2021).
Ia pun mengulas, rekam jejak atau track record ini dibuktikan Yudo bahkan jauh sebelum dirinya menjadi Kasal.
Baca Juga: Tiga Jenderal Kandidat Pengganti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Siapa Saja?
Misalnya ketika Yudo menjabat sebagai Panglima Koarmada 1 (Pangkoarmada 1), Yudo dengan kesigapannya memimpin Satgas Laut dalam SAR pencarian bangkai pesawat Lion Air JT 160 yang jatuh di perairan Laut Jawa pada tahun 2019.
Dengan kesigapan satgas dibawah pimpinannya tak butuh lama untuk menemukan serpihan dan CVR pesawat nahas tersebut.
"Kesuksesan pada saat menjabat Pangkoarmada 1 menghantarkannya menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 1 (Pangkogabwilhan 1)," ungkap Simon, sapaan akrabnya.
Sebagai Pangkogabwilhan 1, yang merupakan organisasi baru TNI untuk mengantisipasi tantangan keamanan ke depan, wilayah kewenangannya bukan hanya di laut tetapi meliputi darat, laut dan udara. Tentunya tantangan dan permasalahan yang dihadapi semakin besar.
“Menjalani jabatan ini pun bukan masalah yang besar bagi sosok Yudo Margono," kata dia.
Dengan wawasan dan pengalamannya memimpin, Yudo berada posisi terdepan di kisruh perairan Natuna yang diklaim sebagai wilayah China. Berulang kali ia memerintahkan kapal-kapal TNI untuk melakukan penegakan hukum di wilayah yang masuk hak berdaulat Indonesia tersebut.
"Sebagai Pangkogabwilhan 1, ia punya pengalaman membawahi AD, AL dan AU," tutur Simon.
Simon menjelaskan bahwa saat virus corona merebak di berbagai penjuru dunia dan Indonesia harus memulangkan WNI dari Wuhan, Yudo kembali dipercaya untuk memimpin proses rehabilitasi di hanggar Lanud Raden Sadjad, Natuna.
Tak hanya itu, ABK kapal pesiar yang diobservasi di Kepulauan Seribu juga dikomandoi olehnya.
Baca Juga: Membuka Aturan Hukum Pergantian Panglima TNI, Benarkah Dipilih Presiden dengan Tradisi Angkatan?
Pemerintah lalu membangun Rumah Sakit Darurat (RSD) di Wisma Atlet Kemayoran. Setelah beroperasi, Yudo juga dipercaya memimpin operasional RSD sampai akhirnya diserahkan ke Pangdam Djaya Mayjend TNI Eko Margiyono. Begitu juga dengan RSD Pulau Galang, Yudo juga yang mengomandoi.
Bahkan, saat dirinya menjabat Kasal, perhatian kepada relawan tenaga medis covid-19 di Wisma Atlet terus diberikan.
Hingga pada akhirnya, sebagai apresiasi dan pemenuhan komitmen, Yudo Margono mangangkat relawan covid-19 menjadi prajurit TNI AL.
"Pengalamannya memimpin di jajaran Kogabwilhan 1 membuktikan bahwa Laksamana TNI Yudo Margono adalah seorang prajurit sejati yang dapat mengomandoi lingkup 3 matra. Darat, laut, dan udara," katanya.
Baca Juga: Effendi Simbolon: KSAD Andika Perkasa Paling Berpeluang Jadi Panglima TNI
"Bersama Panglima TNI, Yudo ikut melaut untuk mencari keberadaan KRI Nanggala-402. Saat KRI Naggala-402 dipastikan tenggelam, Yudo menyambangi beberapa keluarga korban dan bersama Presiden, Menhan, dan Panglima TNI mengadakan pertemuan dengan para keluarga korban," tambah Simon seperti dikutip dari Tribunnews.
Keunggulan Yudo
Simon mengatakan, Yudo punya keunggulan jika nanti menjadi Panglima TNI untuk mengatasi masalah di tanah air. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan.
Pertama, pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain. Akibat potensi eskalasi konflik lintas negara di Laut China Selatan ke depan yang cukup tinggi.
Serta dukungan penjagaan laut yang merupakan garda terdepan dalam menjaga kedaulatan, tentu upaya diplomasi tetap dijalankan.
Di samping itu, kejahatan trans-nasional, seperti penyelundupan senjata juga terjadi di laut.
Baca Juga: KSAL Laksamana TNI Yudo Margono: 10 Negara Membantu Pencarian KRI Nanggala
"Yang pertama tentu pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain," tuturnya.
Yang kedua, Yudo Margono bisa melanjutkan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.
Ketiga, Yudo dinilai bisa membangun sinergisitas dan soliditas dengan tiga Matra dan Polri. Keempat, Yudo juga punya pengalaman memimpin penanganan Covid-19.
Saat memimpin, Yudo memahami bagaimana perkembangan dunia teknologi kesehatan yang diperuntukkan bagi kekuatan militer.
Artinya, dalam upaya mencegah ancaman biowarfare (perang biologi) ke depan, menurut Yudo, sangat diperlukan.
"Yang terakhir, tentu saja karena pengalaman serta loyalitasnya yang tak terbantahkan," tandas Simon.
Baca Juga: 9 Program Prioritas KSAL Baru Laksamana TNI Yudo Margono
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.