"Prinsipnya, perubahan efikasi beberapa jenis vaksin terjadi karena seluruh vaksin yang dikembangkan dan digunakan saat ini masih menggunakan virus yang belum bermutasi atau original varian dari Wuhan di mana virus corona pertama kali ditemukan," ujar Wiku saat jumpa pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presidden, Selasa (1/6/2021).
Wiku menambahkan, perubahan efikasi vaksin sebagai pengaruh varian baru itu tidak membuat besar tingkat kemanjuran atau kemampuan vaksin turun di bawah 50 persen.
Adapun efikasi sebesar 50 persen merupakan ambang batas minimal yang ditoleransi WHO untuk sebuah produk vaksin yang dinilai layak.
Baca Juga: Vaksin Merah Putih Ditarget Selesai Akhir 2021
"Bahkan beberapa di antaranya masih memiliki efikasi di atas 90 persen,” ujar Wiku.
Lebih lanjut Wiku menjelaskan hampir semua pulau di Indonesia telah terdeteksi varian baru virus corona dan ditemukan dominasi varian baru di beberapa daerah di Indonesia.
Menurut Wiku, berdasarkan Weekly Epidemilogical Update terdapat empat jenis varian virus Corona yang menjadi perhatian.
Di antaranya yakni varian B117 dari Inggris, B1351 dari Afsel, B11281 atau P1 dari Brazil dan Jepang, B1617 dari India.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Mengandung Mikrocip Magnetik, Kemenkes: Itu Hoax
“Fakta ini patut menjadi pengetahuan bagi banyak pihak dan diharapkan dapat jadi dasar untuk bersikap siaga dan antisipatif terhadap penularan Covid-19, khususnya kasus importasi dengan sumber daya yang ada. Bukan malah jadikan kita pesimis atau panik," ujar Wiku.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.