Politikus PDIP itu juga mendorong pergantian Panglima TNI lebih cepat berjalan pada tahun ini.
“Lebih cepat, lebih baik agar bisa terjadi restart atau bangkitnya kembali sistem pertahanan negara yang menjadi komponen utama adalah TNI.
Menurutnya, TNI perlu melakukan banyak pembenahan agar menguatkan pertahanan negara.
“Banyak sekali yang harus dibenahi. Dan ini harus sinergi dengan Kementerian Pertahanan, jangan jalan sendiri-sendiri,” ungkapnya.
Baca Juga: Doni Monardo Pensiun dari TNI, Letjen Ganip Warsito Dilantik Sebagai Kepala BNPB
Sosok Panglima TNI yang baru ini, kata Effendi, perlu memunculkan sinergi antara ketiga matra TNI dengan Kementerian Pertahanan serta Menteri Pertahanan.
“Kalau Jenderal Andika Perkasa diberi kesempatan menjadi Panglima TNI saat ini, maka akan ada waktu. Kurang lebih ada 2 tahun melakukan pembenahan yang total,” pungkasnya.
Sebelumnya, Marsekal Hadi Tjahjanto resmi dilantik menjadi Panglima TNI pada 8 Desember 2017.
Diperkirakan, Marsekal Hadi akan pensiun pada akhir tahun ini.
Pengamat militer Aris Santoso pernah menyebut, Jenderal Andika paling berpeluang menjadi Panglima TNI selanjutnya, terutama karena kepopulerannya di media.
Selain itu, Andika dianggap berhasil melakukan berbagai terobosan.
“Andika berhasil memberi solusi cepat bagi problem berlarut di TNI AD, yaitu surplus pati yang sudah berlangsung bertahun-tahun,” tulis Aris Santoso dalam kolom DW.
Meski begitu, Andika Perkasa sering disangkutpautkan terkait hubungannya sebagai menantu mantan Kepala BIN AM Hendropriyono.
Baca Juga: Jelang Aksi Unjuk Rasa Koalisi Masyarakat Antikorupsi, Gedung KPK Dijaga Ketat TNI-Polri
Sejauh ini, Panglima TNI memang paling banyak berasal dari Angkatan Darat, yaitu berjumlah 4 orang.
Sementara, Panglima TNI dari Angkatan Udara dan Angkatan Laut masing-masing berjumlah 2 orang.
Bila mengikuti tradisi bergiliran, saat ini mestinya Panglima TNI berasal dari Angkatan Laut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.