JAKARTA, KOMPAS.TV- Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mengapresiasi sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait polemik 75 pegawai KPK yang tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Bagi MAKI, langkah Jokowi sudah tepat karena menghentikan potensi kontraproduktif berkepanjangan di KPK.
“Ini memang diperlukan, bukan intervensi ini, tapi sebagai bentuk tanggung jawabnya selaku Presiden untuk memastikan pemberantasan korupsi tetap berjalan termasuk di KPK,” kata Boyamin Saiman, Selasa (18/5/2021).
“Karena kalau polemik ini berkepanjangan nanti akan kontraproduktif dan KPK bisa jadi selama 3 tahun ke depan tidak ada kerja dan hanya polemik terus-menerus. Maka ini harus dihentikan,” tambahnya.
Baca Juga: Setahun Menjabat Banyak Kontroversi, Firli Bahuri Diminta Mundur dari Ketua KPK
Dalam pernyataannya, MAKI pun meminta Ketua KPK Firli Bahuri untuk berpedoman pada putusan Mahkamah Konstitusi untuk perihal pengalihan status pegawai KPK menjadi ASN.
“Yang menyatakan tidak boleh merugikan pegawai KPK dalam proses peralihan menjadi ASN. Karena mereka sudah sah menjadi pegawai. Mau tidak mau ya harus diproses jadi ASN,” ujarnya.
Baca Juga: 75 Pegawai KPK Dibebastugaskan, Busyro Sebut untuk Kepentingan Politik 2024
Apalagi, kata Boyamin Saiman, mencermati dari azas manfaat, jika 75 pegawai KPK yang tidak lolos TWK dikeluarkan bisa berdampak timpang pada KPK.
KPK, sambungnya, tidak akan optimal dalam menjalankan perannya sebagai pemberantas korupsi.
“Tidak akan bisa maksimal seperti kemarin dan mencari penggantinya pasti akan sulit, karena mereka ini sudah berintegritas, profesional, sangat militan,” ujar Boyamin.
Baca Juga: Dukung Sikap Jokowi, Komisi III DPR Berharap Ada Keputusan Tepat dan Cepat untuk 75 Pegawai KPK
“Artinya kerja keras memberantas korupsi, tidak melanggar hukum tidak pernah menerima suap tidak pernah memeras pelanggaran etik yang berat tidak ada,” tambahnya.
Atas dasar penilaian tersebut, Boyamin menegaskan 75 pegawai KPK yang tidak lolos TWK tetap harus dipertahankan.
“Terkait pekerjaan, tidak ada yang punya catatan buruk. Jadi mestinya merekanya dipertahankan dan menjadi punggawa inti dari KPK,” ucapnya.
Baca Juga: Pimpinan KPK akan Koordinasikan Nasib 75 Pegawainya dengan BKN-KemenPANRB
Sementara itu, menyikapi soal TWK pegawai KPK, Boyamin Saiman mendesak Ketua KPK Firli Bahuri untuk mundur dari jabatannya.
Dalam rekam jejak sebagai Ketua KPK, Boyamin menilai Firli justru lebih banyak menorehkan kontroversi.
“Saya minta kepada Pak Firli Bahuri mengundurkan diri dari ketua KPK menjadi wakil ketua KPK saja,” ujar Boyamin Saiman.
“Ketuanya diganti pimpinan yang lain, karena apapun, setahun menjabat kontroversi terus,” tambahnya.
Baca Juga: Novel Baswedan Apresiasi Presiden Jokowi Atas Sikapnya Terkait 75 Pegawai KPK yang Tak Lolos TWK
Boyamin merinci sejumlah kontroversi yang dilakukan Firli Bahuri selama menjabat sebagai pimpinan KPK.
Antara lain, soal penggunaan helikopter, belum ditangkapnya Harun Masiku, hingga TWK.
“Itu kan apapun bentuk kegagalan,” ujar Boyamin Saiman.
“Maka itu malah menjadi polemik, ini menjadi kontraproduktif yang TWK, maka berhenti jadi Ketua KPK, turun jadi Wakil Ketua saja. Sehingga menjadi lebih kompak lagi dan bisa bergerak lebih maju lagi KPK,” tambahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.