Umumnya, sel saraf yang diserang sistem tubuh ini adalah saraf motorik pengontrol gerak lengan dan kaki.
“Memang gejalanya gejala kelumpuhan tungkai dan tangan, yang berat itu mengenai otot-otot yang mengurus pernafasan,” ujar Dewi.
Melansir Mayoclinic, penyakit ini bermula dari perasaan geli atau lemas di area kaki dan lengan. Kemudian, penderita GBS juga bakal merasakan bagian tubuh atasnya dan tangan ikut lemas.
“Pada sekitar 10% penderita, gejalanya bermula di tangan dan wajah. Saat Guillan-Barre Syndrome makin parah, otot yang lemas dapat berubah menjadi kelumpuhan,” tulis mayoclinic.org.
Ada banyak hal yang dapat memicu penyakit ini, antara lain infeksi campylobacter (bakteri yang mudah dijumpai pada daging unggas kurang matang), virus flu, Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis E.
Covid-19, operasi dan HIV juga dapat menimbulkan penyakit ini.
“Dalam kasus yang jarang, pembedahan atau vaksinasi baru-baru ini dapat memicu sindrom Guillain-Barre,” jelas Mayoclinic.
Tidak diketahui pasti penyebab Guillan-Barre Syndrome ini. Dunia medis juga belum mengenal obat untuk penyakit ini.
Baca Juga: Mumpung Mutasi Corona dari India dan Afrika Selatan Masih Sedikit, Menkes Ajak Segera Vaksinasi
“Tetapi beberapa perawatan dapat meredakan gejala dan mengurangi durasi penyakit,” catat Mayoclinic.
Sebagian besar orang yang terjangkit penyakit ini dapat sembuh setelah beberapa bulan.
“Meskipun kebanyakan orang sembuh dari sindrom Guillain-Barre, angka kematiannya mencapai 4% hingga 7%. Antara 60-80% penderita mampu berjalan dalam enam bulan,” tambah Mayoclinic.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.