Connie mengatakan, seandainya kru kapal selam masih bertahan, biasanya mereka akan membuat bunyi-bunyian dan keriuhan sebagai pertanda kepada kapal permukaan.
Ketika tanda-tanda suara itu sudah tidak ada, kemungkinan kapal selam sudah tenggelam di dasar lautan atau kapal selam sudah tidak bertahan.
Menurut Connie, operasi pencarian dan penyelamatan kapal selam tidak mudah. Sebab, kapal selam merupakan alat utama sistem persenjataan yang didesain seperti siluman yang tidak terlihat karena fungsinya untuk membunuh lawan.
Ketika kapal selam hilang, maka pencarian akan sangat sulit dilakukan.
”Keberhasilan kapal yang menggunakan sonar mencari lokasi kapal selam sangat ditentukan dengan jarak, kepekatan, kondisi laut, dan arus,” jelas dia.
Baca Juga: KRI Nanggala-402 Masih dalam Pencarian, Ini Deretan Kapal Selam yang Hilang dan Berhasil Ditemukan
Terpisah, Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, mengakui bahwa tidak mudah mencari kapal selam yang hilang.
Oleh karena itu, tim pencari harus menyiapkan beberapa skenario penyelamatan yang paling relevan dengan menyesuaikan kondisi yang ada.
Selain itu, Indonesia juga diharapkan segera memiliki perangkat penanganan kedaruratan untuk kapal selam.
Sebab, saat ini, perangkat tersebut masih tidak dimiliki sehingga operasi penyelamatan awak KRI Nanggala bergantung dari bantuan negara lain.
Baca Juga: 3 Media Asing Ikut Beritakan Hilang Kontaknya KRI Nanggala-402 di Perairan Bali
”Jika ingin meningkatkan jumlah armada kapal selam, perangkat penanganan kedaruratan itu adalah satu aspek penting yang harus disediakan untuk melengkapi keberadaan kapal selam,” tandas Fahmi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.