BALI, KOMPAS.TV- Hingga Jumat (23/4/2021) pukul 17.00 WIB atau sekitar 60 jam seusai hilang kontak sebelum melakukan penyelaman di perairan utara Bali, tim pencari dan penyelamat belum menemukan lokasi kapal selam KRI Nanggala-402.
Oksigen di KRI Nanggala-402 pun disebut-sebut hanya mampu bertahan hingga Sabtu dinihari nanti (24/4/2021).
Namun, KRI Nanggala ternyata juga dilengkapi sistem canggih yang bisa mengubah karbon dioksida menjadi oksigen.
Dengan sistem itu, persediaan oksigen yang diperkirakan hanya cukup untuk 72 jam kemungkinan bisa lebih lama, artinya kemungkinan 53 awak kapal selam bisa bertahan lebih dari yang diperkirakan, Sabtu (24/4) pukul 03.46 WIB.
Baca Juga: Harap-harap Cemas, Keluarga Awak KRI Nanggala-402 Masih Menunggu Kepastian Ditemukannya Kapal
Meski demikian, keselamatan awak kapal sangat ditentukan pada kedalaman lokasi kapal selam tersebut. Jika kapal selam itu terjebak di palung dengan kedalaman 700 meter seperti dugaan awal, kapal selam itu diperkirakan rusak.
Arus laut bisa merusak sambungan kapal selam yang terbuat dari baja karena kapal selam itu didesain hanya mampu menyelam di kedalaman 250-500 meter.
Kedalaman lokasi kapal juga menentukan keberhasilan evakuasi awak kapal. Untuk melakukan evakuasi, kapal bantuan harus turun dan menempel di badan kapal selam. Awak kapal selam satu per satu masuk ke kapal itu dan dievakuasi ke permukaan.
Baca Juga: Ini Spesfikasi MV Swift Rescue, Kapal Penyelamat AL Singapura yang Ikut Pencarian KRI Nanggala-402
”Semakin dalam lokasinya, risikonya semakin besar,” kata pengamat pertahanan dan militer Connie Rahakundini Bakrie seperti dikutip dari Kompas.id, Jumat (23/4/2021).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.