Lantas, mengapa pergeseran struktur sosial bisa terjadi?
Drajat mengatakan bahwa salah satu faktor bergesernya struktur sosial adalah perkembangan teknologi informasi.
"Orang tua tidak lagi menjadi pusat otoriykeilmuan, pusat otoritas kebenaran, karena kemudian anak itu bisa mencari informasi dan kebenaran dengan caranya sendiri melalui internet," paparnya.
Baca Juga: Gadis 19 Tahun Dinikahi Pria 58 Tahun Mengaku Bahagia: Alhamdulilah Malam Pertama Telah Dilewati
Saat hubungan senioritas antara orang tua dan orang muda lebih longgar, maka hubungan yang akan terjadi akan didasarkan pada kebutuhan, misalnya kebutuhan finansial atau kebutuhan seksual.
"Ketika anak menikahi orang tua kemudian dituduh mengincar hartanya saja. Hal sebaliknya juga terjadi, ketika orang tua mrngawini anak muda itu hanya mengejar kebutuhan seksual saja," terang Drajat.
Sebagai contoh, Drajat menyebutkan fenomena sugar daddy yang juga marak terjadi ini memiliki alasan yang hampir sama, yakni hubungan atas dasar kebutuhan.
"Sehingga fenomena-fenomena sugar daddy, di mana ada orang tua berhubungan dengan yang lebih muda untuk bersenang-senang dan anak pun membutuhkan orang tua untuk memenuhi kebutuhannya. Itu kemudian tidak bisa terelakkan karena saling membutuhkan," imbuhnya.
Baca Juga: Sugar Daddy di Indonesia Terbanyak Nomor Dua di Asia, Kok Bisa?
Soal pergeseran struktur sosial, Drajat mengatakan bahwa penyesuaian diri sangat dibutuhkan.
Menurutnya, orang tua harus bisa mengejar ketertinggalannya dengan anak muda, sehingga tidak mengandalkan status orang tua yang harus dihormati.
Sementra untuk anak muda, Drajat mengimbau untuk memiliki kemandirian dan tidak mengandalkan orang tua sebagai tempat bersandar.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.