JAKARTA, KOMPAS.TV - Polisi menindaklanjuti video rekaman yang beredar luas menampilkan kawanan derek liar di sekitar Gerbang Tol Halim, Jakarta Timur.
Video itu menunjukkan, sejumlah orang memukul kaca truk dan memaksa sopir agar mau menggunakan jasa derek mereka.
Sopir tersebut pun meminta pertolongan sambil merekam aksi pemaksaan kawanan derek liar itu.
Baca Juga: Viral! Video Petugas Derek Ilegal Paksa Sopir Truk di Tol Halim
"Diduga pemaksaan dari derek tidak resmi di jalan tol, pelaku memaksa dgn dalih yg kurang jelas," tulis akun @warung_jurnalis, Kamis (15/4/2021).
Manager Area Jasa Marga Tollroad Operator (JMTO) Soedijatmo Bismark Purba membenarkan isi video itu. Soedijatmo menyebut, kejadian itu terjadi di sekitar KM 02-03 Jalan Tol Dalam Kota arah Jakarta.
Kejadian dalam video itu berlangsung pada Rabu (14/4/2021) dan baru ramai di media sosial sehari kemudian.
"Sesaat setelah mendapatkan informasi terkait video tersebut, petugas kami langsung mengecek ke lokasi kejadian," ujar Soedijatmo pada Kamis (15/4/2021), dikutip dari Kompas.com.
Para petugas yang memeriksa lokasi kejadian tak menemukan kawanan derek liar dan pengemudi truk dalam video.
Seperti diketahui, Jasa Marga telah menyediakan layanan derek gratis di jalan tol.
Setelah ramai beredar kejadian derek liar itu, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya membentuk tim untuk memburu para pelaku pemaksaan.
Baca Juga: Aset Sitaan Tersangka Korupsi Asabri Rp10,5 Triliun, Kejagung Masih Kejar Rp13,2 Triliun
Pelaku baru berhasil menangkap satu dari empat pelaku pemaksaan derek. Pelaku berinisial YJ tertangkap di Kilometer 10 Tol Cikunir, Bekasi, Kamis (15/4/2021) siang.
"Tim menemukan satu kendaraan dan diberhentikan ada empat orang di dalam. Tiga orang melarikan diri sedangkan satu inisial YJ yang berhasil diamankan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus.
Polisi masih memeriksa tersangka kasus pemaksaan derek serta memburu tiga rekannya yang melarikan diri.
Yusri mengungkapkan, para pelaku menggunakan kendaraan derek dengan dokumen yang tak lengkap.
"Surat dan STNK mati. SIM yang digunakan itu bukan SIM peruntukannya. SIM A kendaraan biasa roda empat yang dimiliki," bebernya.
Ia mengatakan, kawanan derek liar ini kerap beraksi memeras masyarakat agar mau menggunakan jasa berbayar mereka.
Kasat Patroli Jalan Raya (PJR) Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Akmal menyebut, komplotan ini adalah pelaku kambuhan. Pihak kepolisian pernah menangkap kawanan ini.
Baca Juga: Masa Jabatan Tinggal Setahun, DPRD DKI Minta Anis Tuntaskan Rumah DP Rp O
"Kita kenakan Pasal 287 rambu, Pasal 106 dokumen kendaraan," ucap Akmal.
Akmal tak menyebut rinci hukuman atas perbuatan itu. Namun, penelusuran KOMPAS TV menemukan pelaku nampaknya hanya akan terjerat denda jumlah kecil.
"Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang melanggar aturan tata cara penggandengan dan penempelan dengan Kendaraan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (4) huruf h dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)," demikian tertulis dalam Pasal 287 ayat (6) UU Lalu Lintas.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.