Ia meyakini D-8 dapat berkontribusi besar dalam pemulihan ekonomi global dengan potensi perdagangan antarnegara anggota yang melebihi 1,5 triliun dollar AS.
“Fasilitasi perdagangan intranegara D-8 harus didorong, hambatan perdagangan harus diminimalisasi," ujar Jokowi.
"Intensifikasi intraperdagangan antarnegara anggota D-8 adalah kunci. Ini akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi."
Selain itu, Jokowi menuturkan, negara-negara D-8 harus mengembangkan teknologi digital.
Baca Juga: Fatwa MUI: Tes Swab dan Vaksinasi Covid-19 Tidak Batalkan Puasa Ramadhan
Menurut Jokowi, digitalisasi, artificial intelligence, computing power, big data, serta data analytics telah melahirkan terobosan baru dan merupakan ekonomi masa depan.
Jokowi karena itu mendorong D-8 memanfaatkan teknologi tersebut demi menyejahterakan rakyat setiap negara anggota.
Ia menyoroti keunggulan demografi yang dimiliki negara-negara D-8 yang memiliki penduduk muda sekitar 323 juta orang atau sekitar 27,3 persen.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk muda negara G-7 sebesar 135 juta atau sekitar 17,3 persen dari total populasi.
Baca Juga: Apa Itu Nasionalisme Vaksin yang Ditolak Presiden Jokowi?
“Investasi kepada kaum muda adalah investasi untuk masa depan. Untuk itu, inovasi harus terus ditumbuhkan, industri start-up harus terus didorong," ujarnya.
"Keunggulan D-8 sebagai negara mayoritas muslim harus dimanfaatkan. Pengembangan industri start-up berbasis syariah dapat dikembangkan."
Jokowi menambahkan, pada 2021 organisasi D-8 memasuki tahun ke-24. Di masa pandemi seperti dekarang ini, tidak ada pilihan lain selain bekerja sama.
"Dengan kebersamaan, saya meyakini D-8 akan bergerak maju dan sejahtera bersama,” ucap Jokowi.
Baca Juga: 3 Vaksin Gotong Royong di Indonesia: Sputnik V dari Rusia, Sinopharm dan CanSino dari China
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.