Kompas TV nasional kesehatan

Bahaya Mutasi Virus Corona E484K 'Eek', Sudah Masuk Indonesia Lewat Jepang

Kompas.tv - 5 April 2021, 17:06 WIB
bahaya-mutasi-virus-corona-e484k-eek-sudah-masuk-indonesia-lewat-jepang
Ilustrasi mutasi Eek atau E484K virus Corona. (Sumber: MIT News Office)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Eddward S Kennedy

KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan menemukan seorang pasien yang terjangkit virus Corona varian “Eek” atau E484K di Indonesia. Penularan mutasi baru Corona ini berasal dari Jepang.

Mengutip South China Morning Post, sekitar 70 persen pasien di sebuah rumah sakit di Tokyo, Jepang tertular mutasi virus “Eek” ini. 

Media lokal NHK juga menyebut 10 dari 14 pasien positif Corona tertular mutasi “Eek” di Rumah Sakit Medis Universitas Kedokteran dan Gigi Tokyo pada Maret. 

Baca Juga: Ini Dia Fakta-Fakta Terkait Temuan 3 Mutasi Baru Virus Corona

Pada Februari dan Maret 2021, 12 dari 36 pasien Covid-19 di Jepang tertular mutasi virus itu. Seluruh pasien itu tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri atau bertemu pasien lain yang tertular varian virus Corona itu.

Temuan ini mengejutkan karena mutasi “Eek” ini baru pertama kali muncul di Jepang. Apalagi, pemerintah Jepang belum mulai melakukan vaksinasi Covid-19 dalam skala besar untuk masyarakat umum.

Istilah “Eek” untuk varian baru ini berasal dari kata informal bahasa Inggris exclamation yang menunjukkan ekspresi terkejut, takut, atau peringatan. 

Mengutip Kompas.com, para peneliti pertama kali mengenali mutasi E484K pada varian SARS-Cov-2 (penyebab Covid-19) di Afrika Selatan. Mutasi “Eek” ini belakangan juga muncul di Brazil.

Tak cuma itu, mutasi serupa juga muncul pada varian Corona B.1.1.7 dari Inggris. Hal ini menambah besar ancaman varian Inggris yang terbukti lebih mudah menular dan berisiko lebih kebal dari vaksin Covid-19.

Seperti diketahui, Satgas Covid-19 telah menemukan pasien yang terjangkit varian B117 di Indonesia.

Baca Juga: Waspada N439K, Varian Baru Virus Corona

Ravindra Gupta, peneliti Universitas Cambridge Inggris menyebut, mutasi E484K dapat memperkuat virus Corona melawan kekebalan tubuh.

Para peneliti memperkirakan kombinasi varian B117 dan E484K dapat lebih mematikan dari varian Corona sebelumnya.

Senada dengan itu, peneliti Harvard University dari Amerika Serikat, Alejandro Balazs telah menemukan virus “Eek” ini di kalangan pasien di New York. Balazs juga menyebut virus “Eek” ini bisa melawan balik antibodi dari vaksin Covid-19.

“Sementara penelitian tentang varian New York sedang berlangsung, temuan kami menunjukkan bahwa varian serupa yang menyimpan E484K mungkin lebih sulit untuk dinetralkan oleh antibodi yang diciptakan oleh vaksin,” ungkap Balazs, dikutip dari Reuters.

Meski begitu, ia tetap menyarankan vaksinasi Covid-19 untuk menghindari gejala parah dari varian baru itu.

“Penting untuk mempertimbangkan bahwa vaksin meningkatkan jenis kekebalan lain yang dapat melindungi dari penyakit yang parah,” kata Balazs.

Untuk melawan varian B117 dan mutasi E484K, tubuh memerlukan jumlah antibodi serum lebih banyak agar tak terjangkit.

Baca Juga: CDC: Dua Minggu setelah Dosis Kedua Vaksin Covid-19 Dapat Berkumpul Tanpa Masker

Tim peneliti vaksin Novavax dan vaksin Oxford AstraZeneca sedang merancang agar produk mereka dapat lebih efektif melawan mutasi Eek ini.

Sementara itu, peneliti menyarankan masyarakat ikut berpartisipasi melawan penyebaran virus Covid-19 agar tak muncul varian baru Corona. 

Masyarakat tetap perlu mematuhi protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan. Pemerintah pun mesti melakukan upaya tracing (pelacakan), pengetesan, isolasi dan vaksinasi lebih gencar.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x