SEMARANG, KOMPAS TV - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, menilai kader partai yang berseberangan dengannya atau kubu Moeldoko telah berlaku tak patut dalam
berpolitik di Indonesia.
Pasalnya, kata pria yang akrab disapa AHY itu, banyak pihak diintimidasi, disakiti dan ditipu, sehingga mereka mengikuti acara Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit, Deli Serdang, beberpa waktu lalu.
Baca Juga: Yasonna Laoly Blak-blakan Dongkol dengan Partai Demokrat Kubu AHY
"Banyak yang diintimidasi, disakiti, ditipu, dan diimingi uang. Mungkin ada yang butuh sehingga integritasnya menjadi luntur," kata AHY di Umbul Sidomukti, Kabupaten Semarang, Minggu (4/4/2021).
AHY menyebut, dalam isu penggulingan dirinya sebagai Ketum Demokrat, ada pihak yang bertugas sebagai penggerak utama hingga korban.
Namun demikian, AHY tidak merinci siapa-siapa orang yang dimaksud sebagai penggerak utama, ikut-ikutan, hingga korban dalam peristiwa tersebut.
Tapi, AHY sempat menyinggung nama Moledoko.
Baca Juga: Singgung Soal Pidato, Demokrat KLB: AHY Telah Menampar Mukanya Sendiri
"Kita harus lihat orang per orang, karena ada yang berperan sebagai penggerak utama, ikut-ikutan, dan korban. Kalau Pak Moeldoko aktor atau korban, silakan ditanyakan langsung," ucap AHY.
Tak bisa dipungkiri, AHY mengakui bahwa upaya penggulingan atau kudeta kepemimpinan di Partai Demokrat membuat kegaduhan secara politik selama dua bulan terakhir.
Karena sebab itu, AHY memandang bahwa kubu Moeldoko perlu meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo ataau Jokowi dan rakyat Indonesia.
Baca Juga: Saran Untuk Kubu Moeldoko, AHY Contohkan Para Jenderal Dirikan Partai Baru
Lebih lanjut, AHY mengungkapkan, alasannya berkirim surat kepada Presiden Jokowi ketika itu. Sebab, pihaknya tidak ingin nama Presiden Jokowi dijadikan tameng.
"Jangan ada yang menuding pemimpin kita. Kami mengirim surat baik-baik ke Presiden itu menjaga agar beliau tidak difitnah, jangan sampai nama beliau dipakai kubu mereka," ujarnya.
AHY mengungkapkan, dirinya tidak ingin Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, terbawa untuk perbuatan yang tidak benar.
Baca Juga: Demokrat Pimpinan Moeldoko Ungkap Nepotisme Keluarga SBY Sebagai Dasar Perlawanan
"Kami bersurat mohon klarifikasi. Kami berterus terang, karena diam-diam itu tidak baik, apalagi sampai salah ambil kesimpulan. Jadi kami tidak pernah menuding siapa pun," ucap AHY.
Setelah Kemenkumham menolak KLB kubu Moeldoko pada 31 Maret 2021, AHY langsung mengirim pesan ke Jokowi.
"Saya berterima kasih karena pemerintah bertindak adil dan sesuai konstitusi. Kami kritis tapi tidak lupa mengucapkan terima kasih," kata AHY.
Baca Juga: Saran Untuk Kubu Moeldoko, AHY Contohkan Para Jenderal Dirikan Partai Baru
Selain itu, dirinya juga menunggu waktu luang agar bertemu Presiden Jokowi untuk melaporkan perkembangan Partai Demokrat
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.