JAKARTA, KOMPAS TV - Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Yasonna Laoly, blak-blakan mengaku dongkol dengan Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Betapa tidak, Yasonna menerima berbagai tudingan dari kubu AHY karena dianggap berpihak kepada Partai Demokrat kubu Moeldoko.
Baca Juga: Dituding Memecah Belah Partai Demokrat, Yasonna Laoly: Pemerintah Bertindak Objektif dan Transparan
Padahal, Yasonna dalam keputusannya menolak permohonan kepengurusan Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang pimpinan Moeldoko.
Demikian Yasonna menyatakan kedongkolannya tersebut saat diwawancara oleh wartawan senior Karni Ilyas.
Dalam wawancara tersebut, Karni Ilyas semula menyinggung soal dualisme kepemimpinan Partai Demokrat.
Karni mengatakan, banyak pihak semula menduga Yasonna Laoly akan mengesahkan kepengurusan Partai Demokrat kubu Moeldoko.
"Banyak orang sebelumnya mengira dalam kisruh Partai Demokrat yang akan menang adalah Jenderal Moeldoko," kata Karni dikutip dari tayangan akun Youtube Karni Ilyas Club pada Minggu (4/4/2021).
Baca Juga: Yasonna Ungkap Pendaftaran Partai Demokrat Kubu Moledoko Belum Bisa Diproses, Ini Alasannya
"Kenapa, karena beliau orang istana, kepala KSP, dan perkara harus diputuskan Menkumham yang notabenenya adalah pembantu presiden."
Menanggapi pernyataan Karni Ilyas, Yasonna lantas mengatakan sudah menyampaikan bahwa dirinya tidak pernah terlibat pembicaraan soal kudeta di tubuh Partai Demokrat.
Lalu, yang membuat Yasonna merasa dongkol karena namanya dicatut sebagai pihak yang terlibat dalam kudeta. Bahkan, sempat disebut melakukan pertemuan dengan Moeldoko.
"Kita itu sebetulnya dongkol banget, nama saya dicatut, dia bilang itu ada pertemuan Menteri Hukum dan HAM, dan Moeldoko," ujar Yasonna.
"Ya ada pertemuan kalau kita di Istana pasti ketemu, tapi kita enggak pernah membicarakan hal itu."
Baca Juga: Moeldoko Gagal Jadi Ketum Demokrat yang Sah, Yasonna Sarankan untuk Gugat ke Pengadilan
Lebih lanjut, Yasonna dalam mengambil keputusan menekankan pihaknya bertindak sesuai aturan yang berlaku.
"Saya sudah katakan kita bertindak sesuai ketentuan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga partai politik, karena dua yang dirujuk di situ adalah penyelesaian partai politik," ujarnya.
Yasonna menjelaskan, pendaftaran kepengurusan partai politik, perubahan anggaran dasar harus merujuk pada Undang-Undang Partai Politik.
Lalu, Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 dan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2011 yang merujuk juga anggaran dasar anggaran rumah tangga partai politik tersebut.
Untuk memutus sengketa partai politik, Yasonna menekankan pihaknya akan tetap konsisten dalam menjalankan aturan tersebut.
Baca Juga: Andi Arief Balas Yasonna Laoly: Faktanya Banyak Dualisme Partai Politik Disponsori Kemenkumham
"Saya katakan kami akan konsisten, tetapi jangan dong belum ada KLB sudah ribut menuding kita, sebetulnya itu dari segi gondoknya kita," ucap Yasonna.
"Lebih gondok ke kubu AHY?" ucap Karni Ilyas.
"AHY, pastilah itu, dituding yang tidak beralasan," kata Yasonna Laoly.
Meski begitu, Yasonna Laoly mengaku tidak mau ambil pusing atas tudingan tersebut. Hanya, dia menyesalkan sempat ada tudingan yang dialamatkan kepadanya.
"Tapi udah lah kita mau tunjukan bahwa kita ini netral. Makanya dalam pengumuman kemarin saya sampaikan sangat menyesali tudingan-tudingan yang menyesatkan dari kubu AHY yang mengatakan ada intervensi pemerintah," kata Yasonna.
Menurut Yasonna, tudingan itu bukan seperti orang dewasa yang mampu mengelola partai politik. Dia pun menekankan agar masalah internal bisa diselesaikan secara internal pula.
Baca Juga: Menkumham Yasonna Ingatkan SBY dan AHY Jangan Tuding Pemerintah di Kemelut Partai Demokrat
"Kadang-kadang tudingan itu tidak seperti orang dewasa dalam menangani partai politik," ucapnya.
"Saya mengatakan kalau masalah internal politik, selesaikan secara internal, konsolidasi parpolnya, konsolidasi DPC DPD-nya, bukan lari kemana-mana, tuding sana tuding sini."
Lebih lanjut, Yasonna Laoly menduga Moeldoko juga menerima dijadikan sebagai Ketum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang karena kesal dituduh.
"Barangkali Pak Moeldoko itu bikin blingsatan akhirnya keluar dari kandang, mungkin saja karena dituduh begitu yah," ucap Yaosnna Laoly.
Yasonna Laoly mengungkapkan, tak hanya Moeldoko yang pernah didatangi kader Partai Demokrat. Tapi juga Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca Juga: Pengamat: Lonceng Kematian Partai Demokrat di Tangan Yasonna Laoly, Tujuan Akhir 2024
"Saya tahu, Pak Luhut juga pernah didatangi oleh pengurus Demokrat, kalau sama saya tidak pernah ada yang datang baik yang protes KLB ini maupun Pak Moeldoko sendiri," kata Yasonna.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.