Baca Juga: Viral Aksi Heroik Polisi Terjang Sungai Sambil Gendong Mayat Korban Kecelakaan
"Yang di video itu saya lihat kataknya berwarna putih, kemungkinan karena albino atau leucistic," tutur Amir.
“Artinya kelainan pigmentasi di dalam tubuh katak atau hewan-hewan yang lain.”
"Lalu yang kelihatan besar kepalanya dan dikatakan seperti tuyul itu kemungkinan karena hidrosefalus di katak itu," tambah dia.
Hidrosefalus yang disebut tadi ternyata tidak hanya bisa terjadi kepada manusia namun bisa juga dialami hewan. Menurut Amir, hidrosefalus tersebut disebabkan karena infeksi bakteri sehingga membuat kepala jadi membesar.
Baca Juga: Mengenal Sisca Kohl, TikTokers yang Viral Usai Bongkar Celengan dan Bikin Es Krim Nasi Padang
Amir mengatakan, hewan yang biasa dibudidayakan membuat asal-usul genetiknya menjadi bercampur. Itu salah satu penyebab katak tersebut berwarna putih.
"Nah biasanya banyak penyakit-penyakit kelainan seperti itu. Sehingga itu (katak) mengalami kelainan karena penyakit pada hewan hasil budidaya dan statusnya juga albino kalau tidak ya leucistic," jelas Amir.
Adapun perbedaan antara albino dan leucistic, dapat dilihat dari warna matanya. Jika berwarna merah, dapat dipastikan albino, apabila tidak merah, maka leucistic.
Terakhir, Amir menjelaskan, hewan tersebut bukanlah hewan yang bersikap agresif.
Baca Juga: Viral Motor Berpelat 'RI-1' Berkendara Menggunakan Helm Bentuk Tabung Gas dan Teko
"Kalau agresif sih enggak, semua katak kan predator ya, karnivora, pemakan ikan, serangga air, berudu lain, ya mungkin jadi mangsa dia (katak) di habitat aslinya," papar dia.
Selain itu, hewan itu juga bukan termasuk hewan yang dilindungi karena populasinya masih banyak dan sering dipelihara.
"Jadi dalam konteks keterancaman jenis, itu enggak terancam. Aman," pungkas Amir.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.