Kompas TV nasional berita utama

MUI Sebut Mengandung Tripsin Babi, Ini Bantahan AstraZeneca

Kompas.tv - 21 Maret 2021, 09:01 WIB
mui-sebut-mengandung-tripsin-babi-ini-bantahan-astrazeneca
Seorang tenaga kesehatan menunjukkan botol berisi vaksin Astrazeneca di Stuttgart, Jerman, Jumat (19/3/2021). (Sumber: Marijan Murat / dpa via AP)
Penulis : Gading Persada

Seperti yang juga diberitakan Kompas.com, pembuatan vaksin Covid-19 AstraZeneca Vaksin Covid-19 AstraZeneca sebelumnya diberi nama AZD1222 ini ditemukan oleh Universitas Oxford dan perusahaan spinout-nya yaitu Vaccitech.

Vaksin ini menggunakan vektor virus simpanse yang tidak bereplikasi berdasarkan versi yang dilemahkan dari virus flu biasa (adenovirus) yang menyebabkan infeksi pada simpanse.

Baca Juga: MUI Sebut Astrazeneca Boleh Digunakan Dalam Keadaan Darurat, PBNU: Ini Sebuah Kebutuhan

Selain itu, vaksin ini juga mengandung materi genetik dari protein spike virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Setelah vaksinasi, diproduksilah protein permukaan spike yang akan mempersiapkan sistem kekebalan untuk menyerang virus SARS-CoV-2 jika kemudian menginfeksi tubuh.

Selain program yang dipimpin oleh Universitas Oxford, AstraZeneca pun sedang melakukan uji coba besar di AS dan juga global.

Secara total, Universitas Oxford dan AstraZeneca berharap dapat menyertakan hingga 60.000 peserta penelitian secara global.

Vaksin Covid-19 AstraZeneca telah memperoleh izin pemasaran bersyarat atau penggunaan darurat di lebih dari 50 negara di enam benua.

Selain itu, dengan Emergency Use Listing atau Daftar Penggunaan Darurat baru-baru ini yang diberikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia baru-baru ini dapat mempercepat jalur akses vaksin di hingga 142 negara melalui fasilitas COVAX.

Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Terima Suntikan Dosis Pertama Vaksin Astrazeneca

Pihak AstraZeneca mengklaim bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca aman dan efektif dalam mencegah Covid-19.

Berdasarkan hasil uji klinis menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 AstraZeneca 100 persen dapat melindungi dari penyakit yang parah, rawat inap dan kematian, lebih dari 22 hari setelah dosis pertama diberikan.



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x