- Pada Oktober 2020, anggota dari Brimob juga mengokupasi secara paksa sekolah PAUD yang berada di lokasi warga dengan alasan sekolah PAUD tersebut sedang kosong karena aktivitas belajar-mengajar sedang berjalan secara daring.
Warga kemudian melaporkan hal ini dengan mengajukan surat kepada BAN PAUD dan KPAI.
- Pada 11 Januari 2021, pihak PT Pertamina yang diwakili oleh Aditya Karma datang menemui warga membawa berkas tebal. Berkas tersebut diklaim sebagai bukti kepemilikan dari PT PTC.
Namun, ketika ditanya mengenai surat peringatan penggusuran oleh warga, Aditya Karma tidak dapat menjawab.
Ia berdalih bahwa yang terjadi bukanlah penggusuran melainkan pemulihan aset negara. Ia berjanji kepada warga bahwa tidak akan ada penggusuran lagi sebelum ada putusan pengadilan, walaupun kenyataannya upaya penggusuran terus terjadi.
- Walaupun belum ada kesepakatan atau pemufakatan warga, PT Pertamina telah menempelkan plang bertuliskan "Tanah dan/atau bangunan ini milik PT Pertamina" dan plang yang bertuliskan "Rumah ini harus dikosongkan".
- Pada tanggal 15 Januari 2021, PT Pertamina datang dengan menggunakan bantuan dari oknum ormas yang berseragam lengkap dan preman yang membawa palu penghancur, gergaji mesin, serta satu unit ekskavator.
Ekskavator yang dikawal oleh oknum ormas dan preman yang berjumlah kurang lebih 30 orang itu hendak meratakan lapangan yang biasa digunakan oleh sebagian anak muda bermain skateboard beserta satu empang pemancingan milik salah satu warga.
Namun, pada saat memotong salah satu pohon yang menghalangi ekskavator untuk masuk, warga pun maju untuk menahan mereka agar tidak maju memotong pohon dan meratakan empang, sehingga terjadi dorong mendorong antara warga dengan pihak penggusur.
Tidak lama kemudian Kapolsek Pancoran pun datang dan mencabut kunci ekskavator sehingga kericuhan usai dan pihak penggusur pergi.
Ekskavator disegel dengan garis polisi dan diparkirkan di area dekat lokasi penggusuran tersebut. Namun, selang tiga hari kemudian, di malam hari, ekskavator tersebut kembali dihidupkan dan dipindahkan dan dipakai hingga saat ini.
- Pada 22 Februari 2021, kericuhan antara warga dengan penggusur kembali terjadi. Di sela kericuhan saat dorong-dorongan terjadi, seorang warga bernama Pak Gito yang sudah lansia sempat dibawa paksa oleh anggota berpakaian Brimob dan preman masuk ke dalam sekolah PAUD dan ditahan selama kurang lebih 30 menit.
Di luar, warga lainnya mendesak agar mereka melepaskan Pak Gito. Beberapa hari kemudian diketahui Pak Gito akan dikriminalisasi dengan tuduhan melakukan penganiayaan/pemukulan.
Sampai dengan saat ini Pak Gito telah menerima dua kali panggilan dari Polres Jakarta Selatan, tetapi tidak dapat memenuhi panggilan karena yang bersangkutan sedang sakit.
- Di bulan yang sama pihak, PT Pertamina juga sempat ingin memblokade akses keluar masuk dari warga Gang Buntu II dengan membuat plang pagar. Namun warga melawan.
Sampai saat ini, dari dua akses, hanya ada satu akses yang dijaga untuk membatasi warga keluar masuk. Warga menolak ini karena alasan mata pencarian sebagian besar warga yang membutuhkan pickup atau truk keluar masuk permukiman
- Pada 24 Februari, upaya penggusuran kembali dilakukan. Oknum ormas dan preman mulai menyerbu permukiman warga dan hendak merobohkan rumah warga.
Warga yang mencoba mempertahankan rumahnya mendapat tindakan kekerasan dari oknum ormas dan preman. Tiga orang warga luka-luka disebabkan tindak kekerasan oleh oknum ormas dan preman.
Satu warga mengalami bocor di kepala akibat timpukan batu, satu orang warga mengalami lebam di mata, dan satu orang lagi ditarik dan diseret ke aspal Jalan Raya Pasar Minggu hingga sempat mengalami pingsan.
Proses eksekusi berakhir sampai menjelang maghrib dan menyebabkan satu rumah warga terbongkar/roboh.
- Beberapa hari setelah bentrokan terakhir, warga kerap mendapat intimidasi akan adanya penyerangan mendadak di malam hari seperti ancaman akan dilempar molotov, anak-anak muda dari pihak warga akan diculik/ditangkap satu per satu sebagai upaya pembungkaman.
- Di malam hari mulai ada lima orang anggota Brimob dengan menggunakan tiga sepeda motor dengan atribut lengkap helm pelindung badan serta persenjataan lengkap berkeliling dengan sepeda motor memasuki pekarangan warga sembari salah satu dari mereka merekam kegiatan warga.
- Pada 9 Maret 2021, beberapa orang berpakaian bebas kembali mendatangi warga dan mengintimidasi warga, salah satunya terjadi cekcok antara preman ini dengan salah satu warga yang sedang hamil dan sakit.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.