JAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng angkat bicara merespons tudingan Jhoni Allen Marbun tentang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bukan pendiri partai hingga pernah melakukan kudeta.
Menurut Andi, pernyataan Jhoni Allen Marbun tersebut tidak sesuai fakta sejarah Partai Demokrat. Justru SBY menyelamatkan Partai Demokrat saat kepemimpinan Anas Urbaningrum yang saat itu berurusan dengan hukum.
"Anas itu menyatakan berhenti. Dalam situasi begitu justru Pak SBY sebagai Ketua Pembina Partai menyelamatkan partai, jangan di balik-balik lah," kata Andi dalam program KOMPAS PETANG, Senin (1/3/2021).
Baca Juga: Jhoni Allen: Partai Demokrat Milik Rakyat Bukan Dinasti, Saya Saksi Utama Kudeta SBY
Andi juga menyatakan bahwa SBY merupakan pendiri Demokrat bahkan bisa membawa partai berjaya.
"Pak SBY menggagas Partai Demokrat bersama Pak Ventje (Ventje Rumangkang, red). Makanya pada waktu itu hari lahirnya Partai Demokrat tanggal 9 Desember hari ulang tahunnya SBY. Yang bikin mars partai, ya SBY juga, yang bikin lambang partai itu, ya SBY juga," jelas Andi.
"Kalau kalau dibilang Pak SBY tidak berkeringat, justru dengan Pak SBY Partai Demokrat bisa dapat 7,5 persen lalu kemudian 21 persen. Karena itu kerja Pak SBY bukan Jhoni Allen Marbun," sambung Andi.
Diketahui pada Pemilu Legislatif 2004, Demokrat berhasil meraih peringkat ke 5 dengan meraih suara sebanyak 7,45 persen. Partai ini mendapat masa keemasannya pada Pemilu Legislatif 2009 karena berhasil menjadi partai Pemenang Pemilu Legislatif dengan memperoleh 150 kursi di DPR RI.
Baca Juga: Dipecat dari Partai Demokrat, Jhoni Allen: SBY Tidak Berkeringat Sama Sekali, Apalagi Berdarah-darah
Sebelumnya, Jhoni Allen melontarkan kritik pedas terhadap Partai Demokrat. Mantan politikus Partai Demokrat itu bahkan menyebut bahwa Demokrat bukanlah partai dinasti.
Hal tersebut mengingat bahwa posisi Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang merupakan putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selain itu, Jhoni juga membantah pernyataan kerasnya itu lantaran dirinya sakit hati dipecat partai berlambang mercy tersebut.
"Oh tidak ada sama sekali, tidak ada urusan sakit hati di sini. Ini urusannya adalah mengembalikan Partai Demokrat kepada partai demokratis milik rakyat bukan milik dinasti," katanya.
Jhoni lantas menuding Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pengingkaran sejarah partai dan pernah melakukan kudeta.
Kudeta yang dimaksud Jhoni Allen adalah saat Anas Urbaningrum menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
"Jelas saya saksi utama pada saat Anas Urbaningrum berurusan dengan hukum. SBY langsung memutuskan membentuk Presidium. Sementara Presidium itu tidak dikenal di Partai Demokrat. Beliau menjadi Ketua Presidium, Anas menjadi Wakil Ketua Presidium dan yang lain semua diam. Anas tidak mau terima bahkan mau keluar," terangnya.
Tak hanya itu, Jhoni Allen juga menuding SBY berbohong soal bekerja keras di awal pendirian Partai Demokrat dan bukan pendiri partai itu.
Jhoni menyatakan SBY tidak pernah bekerja keras untuk meloloskan Partai Demokrat dalam Pemilu 2004. Hal ini berbeda dengan apa yang selalu disampaikan SBY ke publik.
Baca Juga: Max Sopacua: KLB Demokrat Tinggal Menghitung Hari Saja
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.