Baca Juga: Bendum Demokrat: Pak SBY Tak Pernah Minta Rp 9 Miliar untuk Bangun Museum
SBY pun berpendapat apabila gerakan kudeta yang dilakukan tersebut berhasil, ia menyebut Indonesia berada dalam krisis yang besar.
Sebab, partai yang sudah dibangun dan dibina selama puluhan tahun mampu direbut dan diambil alih dengan mudah menggunakan uang dan kekuasaan.
"Kalau ini terjadi, negara kita seperti hidup di hutan rimba, yang kuat menang, yang lemah kalah, salah-benar nomor dua. Hal begitu tentu sangat mencederai rasa keadilan. Kalau keadilan diinjak-injak, jangan harapkan ada kedamaian, no justice no peace," kata SBY.
Baca Juga: Mantan Ketum Partai Demokrat Subur Budhisantoso Disebut Dukung Kepemimpinan AHY 100 Persen
Sebelumnya, upaya kudeta di Partai Demokrat ini pertama kali diungkap oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
AHY saat itu menyebutkan ada gerakan yang ingin merebut kepemimpinan di Partai Demokrat dengan menggelar kongres luar biasa.
Gerakan itu hendak menjadikan Partai Demokrat sebagai kendaraan politik pada Pemilu 2024 mendatang.
Baca Juga: Demokrat Duga Jokowi Siapkan Gibran untuk Pilkada DKI, Ini Jawaban PDIP
Pihak Partai Demokrat menyebut gerakan itu melibatkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko serta sejumlah kader dan mantan kader Partai Demokrat Marzuki Alie, Muhammad Nazaruddin, dan politisi aktif Demokrat Jhoni Alen Marbun.
Namun, Moeldoko telah membantah tudingan tersebut. Ia berkata tak punya hak untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat karena bukan bagian dari internal partai.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.