Baca Juga: Soal Kudeta, Demokrat Ungkit Kasus KLB Pengambilalihan PDI dari Megawati Soekarnoputri
“Kemudian Pak SBY minta aklamasi, pembuat aklamasi saat itu Saya, bagaimana membuat sesuai permintaan Pak SBY untuk menggeser Anas (Anas Urbaningrum -red). Saat itu, pendukung Anas masih sangat-sangat kuat. Setelah itu kita pegang janji, tapi apa yang terjadi di 2015 berbeda,” imbuhnya.
Dikonfirmasi Kompas.TV soal KLB, Max mengaku rencana tersebut semakin intens dibahas. Max mengatakan, sebagai pelaku sejarah Partai Demokrat dirinya tidak ingin partai ini tumbuh tidak sejalan dengan tujuan awal didirikannya.
“Apalagi fakta yang terbaru dan ini menjadi yang paling penting, tingkat kedekatan Partai Demokrat dengan rakyat sangat rendah sekali, hanya 1,8 persen,” ujarnya.
Baca Juga: Jadi Heboh Pembangunan di Pacitan, Ternyata ‘Museum SBY’ sudah ada di Akmil Magelang
“KLB itu bukan barang tabu, suatu yang biasa, maka boleh dilakukan KLB,” imbuh Max.
Apalagi, dalam cermat Max, selama kepemimpinan AHY kegiatan yang sepatutnya dilakukan Partai Demokrat tidak terjadi.
“Mana ada itu pembahasan tatib, mana ada itu pertanggungjawaban Ketum terkait kongres,” ujar Max.
Baca Juga: Pemprov Jatim Tarik Lagi Dana Hibah Rp 9 Miliar untuk Museum SBY
Kemudian, Kompas.TV juga mengonfirmasi soal dukungan Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Subur Budhisantoso yang mendukung kepemimpinan Agus Yudhoyono. Seperti diberitakan, Agus Yudhoyono sempat mendatangi Subur Budhisantoso dan melalui pernyataan tertulis, Partai Demokrat menyebut Subur mendukung kepemimpinan AHY. Max mengatakan, klaim-klaim tersebut boleh saja dilakukan.
“Pak Subur itu, orang makannya sama Saya, sama Jhonny Allen Marbun, I Wayan Sugiana. Beliau kok dimanupulasi kata-katanya,” kata Max.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.