JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo bertolak menuju Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam rangka kunjungan kerja, Selasa (23/2/2021). Berdasarkan jadwal, Jokowi akan meresmikan bendungan Napun Gete di NTT.
“Presiden diagendakan untuk langsung bertolak menuju Kabupaten Sikka dengan menempuh perjalanan udara melalui Bandar Udara Tambolaka dan tiba di Bandar Udara Frans Seda, Kabupaten Sikka,” demikian keterangan tertulis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden yang diterima Kompas.TV, Selasa (23/2/2021).
Dalam keterangan disebutkan, Presiden Jokowi akan meresmikan sekaligus meninjau bendungan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka. Sebagai informasi, Bendungan Napun Gete dibangun sejak tahun 2016.
Baca Juga: Tanpa Jokowi, Masyarakat Pilih Prabowo sebagai Presiden di Survei LSI
Sebelum meresmikan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka, Presiden juga mengunjungi lokasi food estate atau lumbung pangan yang terletak di Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah.
Di lokasi tersebut Jokowi akan melakukan peninjauan area lumbung pangan padi yang menjadi program jangka panjang pemerintah untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Turut serta dalam keberangkatan Presiden menuju Provinsi Nusa Tenggara Timur di antaranya ialah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M. Tonny Harjono, Komandan Paspampres Mayjen TNI Agus Subiyanto, dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Baca Juga: Jokowi akan Cek Lumbung Pangan dan Resmikan Bendungan di NTT Besok
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan pengisian awal (impounding) Bendungan Napun Gete telah dilaksanakan mulai Desember 2020 lalu. Saat ini, sambung Basuki, tengah dilaksanakan beberapa pekerjaan perapihan/finishing sebelum diresmikan beroperasi.
Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan Bendungan Napun Gete dilakukan dalam rangka mendukung ketahanan air dan pangan nasional.
“Ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibanding daerah lain. Untuk itu perlu dibangun banyak bendungan dan embung untuk mengatasi krisis air yang dibutuhkan untuk air minum, pertanian, peternakan, dan lainnya,” ujarnya.
Basuki menjelaskan bendungan yang memiliki luas genangan 99,78 hektare ini direncanakan mampu mengairi area irigasi seluas 300 hektare.
Diharapkan dengan selesainya bendungan ini nanti dapat mendorong pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19 khususnya di bidang pertanian.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ingatkan Jajaran Perkuat Sinergi Hadapi Ancaman Karhutla
Selain untuk irigasi, bendungan multifungsi ini juga berfungsi sebagai penyedia air baku di Kabupaten Sikka sebanyak 214 liter per detik, pengendali banjir sebanyak 219 meter kubik per detik. Termasuk memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 megawatt.
Bendungan ini juga bermanfaat untuk pengendali banjir dan sebagai lahan konservasi serta pariwisata sehingga dapat membantu kesejahteraan masyarakat sekitar.
Pembangunan bendungan menggunakan biaya APBN sebesar Rp 880 miliar yang dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya (Persero) dengan masa pelaksanaan sejak Januari 2017.
Baca Juga: Tak Ingin Mendulang Malu di ASEAN Summit, Jokowi Instruksikan Pelaku Pembakaran Hutan Ditindak Tegas
Selama masa pandemi COVID-19, pekerjaan pembangunan bendungan tidak dihentikan untuk menjaga kesinambungan roda perekonomian, terutama penyediaan lapangan kerja bagi kontraktor, konsultan dan, tenaga kerja konstruksi beserta kegiatan yang mengikutinya.
“Bendungan Napun Gete memiliki base flow yang lebih bagus dari Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu dengan kapasitas tampung 3,3 juta meter kubik dan Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang yang memiliki kapasitas 13 juta meter kubik,” ujar Basuki.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.