Baca Juga: Kepada Marzuki Alie, SBY Sebut Megawati Akan Kecolongan 2 Kali di Pilpres 2004
Pola Kuno
AHY menjelaskan dalam melakukan kudeta kepemimpinan, para kelompok ini menggunakan pola kuno.
Pertama, berupaya mempengaruhi para pemilik suara, pengurus DPD dan DPC. Kemudian mempengaruhi mantan Pengurus yang kecewa, dan mengklaim bahwa itu merepresentasikan pemilik suara.
Kedua, berupaya mencoba mempengaruhi kader Partai Demokrat dengan mengklaim telah berhasil mengumpulkan suara sekian puluh bahkan sekian ratus suara. Padahal yang disampaikan itu hoax dan tipuan belaka.
Baca Juga: Hasto: Sejarah Membuktikan Pak SBY Menzolimi Dirinya Sendiri Demi Politik Pencitraan
Selanjutnya kelompok kudeta ini menggunakan alasan Kongres Luar Biasa (KLB) karena faktor internal, padahal persoalannya adalah eksternal.
Kelompok tersebut, sambung AHY, sangat menginginkan seseorang sebagai Capres 2024 dengan jalan menjadi Ketua Umum PD melalui KLB.
Mereka juga menyebar berita bohong bahwa Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merestui adanya KLB.
Baca Juga: SBY Singgung Kritik ke Pemerintah: Kritikan Laksana Obat, Pujian itu Seperti Gula
SBY juga telah mengirimkan surat kepada para pengurus agar tetap mendukungan penuh kepengurusan hasil kongres V Partai pada 15 Meret 2020 lalu.
“Dalam surat itu, beliau juga mengingatkan untuk tidak adanya matahari kembar dalam kepemimpinan Partai Demokrat,” ujar AHY.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.