JAKARTA, KOMPAS.TV – Aplikasi bernama VTube belakangan ini ramai dibicarakan usai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta Kominfo untuk memblokir aplikasi tersebut.
Pemblokiran aplikasi yang berada di bawah naungan PT Future View Tech ini dilakukan karena adanya indikasi money game.
Untuk ketahui, VTube menawarkan poin yang bisa ditukar dengan uang tunai dengan cara menonton konten di aplikasi tersebut.
Meski telah menjadi perhatian OJK, VTube masih tersedia di PlayStore, per hari Rabu (17/2/2021) dan telah diunduh oleh 10 juta pengguna.
Fenomena ini membuat kita bertanya, mengapa banya orang tertarik mencari uang dengan cara instan?
Baca Juga: BKPSDM Tunggu Surat Resmi Oenetapan 8 ASN Tersangka Kasus Korupsi Dana PEN
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Sosiolog dari Universitas Airlangga, Prof Bagong Suyanto mengatakan bahwa ada beberapa alasan, salah satunya realitas hidup yang semakin sulit dan kompetitif.
“Ini membuat mental jalan pintas akhirnya menjadi pilihan yang realistis,” ujar Guru Besar cum Dekan Fakultas Ilmu Sosial Unair ini, dikutip dari Kompas.com, Rabu (17/2/2021).
Berkaitan dengan VTube, Bagong mengatakan bahwa aplikasi tersebut mungkin dianggap masyarakat sebagai suatu tawaran yang membuat mobilitas sosial vertikal lebih terbuka.
Dengan alasan tersebut, wajar jika masyarakat memanfaatkan VTube sebagai pundi-pundi uang.
“Ini hal yang realistis dilakukan di tengah kondisi ekonomi yang sulit,” imbuhnya.
Baca Juga: POLDA Bali Kerahkan Seluruh Personil Buru WNA Rusia Kabur
Sementara itu, sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drajat Tri Kartono mengatakan bahwa banyak orang yang tertarik mencari uang secara instan karena ada kesempatan ekonomi yang memungkinkan.
Drajat juga mengatakan bahwa mencari uang secara formal kini tidak mudah dan semakin sulit sehingga tak bisa menjamin mendapat penghasilan yang layak untuk hidupnya.
Hal inilah yang membuat seseorang, jika menemukan kesempatan yang lebih mudah, akan menggunakan cara tersebut.
Baca Juga: Kontrak Bisnis Dari Pemerintah Arab Saudi Hanya Bagi Usaha yang Berkantor Regional di Riyadh
Fenomena mencari pendapatan secara instan yang kini marak di masyarakat membuat kita harus ekstra berhati-hati agar tidak menjadi korban penipuan berikutnya.
Bagong mengatakan kekhawatirannya jika masyarakat menjadi korban pencurian data karena terseret pusaran dunia digital.
Lebih lanjut lagi, ia mengatakan bahwa diperlukan literasi digital agar masyarakat dapat memahami secara luas kesempatan-kesempatan yang ada di dunia digital.
“Platform digital menawarkan peluang. Tapi perlu masyarakat memiliki literasi digital dulu,” pungkasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.