Buku sudah lolos penyuntingan
Admuawan juga menyebutkan bahwa buku pelajaran yang diterbitkan pertama kali tahun 2009 oleh penerbitnya sudah mengikuti kode etik penyuntingan.
“Di antaranya adalah tidak boleh menyebut SARA, tidak boleh juga bias gender harus mengakomodir keberagaman, kebhinekaan, memupuk nasionalisme ini kita laksanakan," paparnya.
Ia juga menyebutkan bahwa nama yang dicantumkan di buku pelajaran tidak boleh nama dari orang luar negeri.
Lebih lanjut lagi, nama Ganjar yang disebutkan di buku ini hanya soal nama saja dan tidak memiliki hubungan dengan Ganjar Pranowo.
“Terbitnya tahun 2009. Sementara Pak Ganjar (Gubernur Jateng) mulai 2013. Jadi empat tahun sebelumnya," jelas Admuawan.
Baca Juga: Viral Soal Pelajaran Sebut Ganjar Tak Pernah Shalat dan Tak Bersyukur, Ini Tanggapan Ganjar Pranowo
Ganjar menganggap sebagai masukan baginya
Mengetahui ada buku pelajaran SD yang menyebut nama Ganjar tidak pernah salat dan bersyukur, Ganjar Pranowo justru menanggapinya sebagai masukan baginya dan bagi orang yang bernama Ganjar.
“Mungkin kritikan buat saya. Salat harus kencang, kalau Idul Adha harus sembelih sapi. Mungkin penulisnya memberi kritik untuk yang namanya Ganjar, tapi kan Ganjarnya banyak," ujar Ganjar.
Lebih lanjut lagi, pihaknya juga akan mengecek kebenaran dari foto yang heboh di media sosial tersebut.
“Buku dari Tiga Serangkai itu, ya? Saya sih nanti biar dicek temen-temen untuk klarifikasi dulu saja siapa yang nulis, benar tidak, motifnya apa. Biar tidak jadi keributan,” imbuhnya.
Baca Juga: Nama Pak Ganjar Ada Di Buku Pelajaran SD, Penerbit: Dicetak Tahun 2009, Tak Terkait Ganjar Pranowo
Dari 2009 hingga 2020, kok masih ada?
Buku pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang pertama kali terbit tahun 2009 ini nyatanya masih ada hingga tahun 2020.
Admuawan mengatakan bahwa memang sejak 2009 buku pelajaran agama tidak mendapatkan revisi yang signifikan sehingga namanya tetap ada.
“Sementara buku agama kita itu kurikulumnya itu revisinya kecil-kecil tidak total. Sehingga namanya itu tetap terbawa. Sama sekali kita tidak kepikiran dan tidak mengaitkan bahwa nama Pak Ganjar dalam buku kita adalah Ganjar Pranowo tidak sama sekali,” tegasnya.
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya tidak memiliki motif politik apapun di balik penerbitan buku tersebut.
“Kami tidak berpersepsi, tidak ada tendensi sama sekali. Apalagi mendiskreditkan,” lugasnya.
Ia pun meminta maaf dan akan melakukan revisi pada soal tersebut. selain itu, pihaknya akan membuat surat untuk disampaikan kepada konsumen terkait nama Ganjar yang tidak berkaitan dengan Ganjar Pranowo.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.